free page hit counter
Berita

BNPT Kembali Jaring Anak Muda, Tangkal Paham Radikal Intoleran

Makassar – Pusat Media Damai (PMD), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali jaring anak muda di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk bergabung dalam mencegah paham radikal dan intoleransi. Asistensi bidang penulisan, desain komunikasi visual, dan bidang IT ini berlangsung dalam rangka pencegahan terorisme. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Claro Jl. A.P. Pettarani Makassar selama empat hari, sejak Selasa 23 Agustus 2022 hingga Jumat 26 Agustus 2022.

Tujuan kegiatan ini untuk menebar perdamaian dengan gaya khas anak muda, kamu milenial ataupun generasi Z, melalui platform media sosial (medsos). Selain itu, kegiatan ini memberikan pembekalan dan pemahaman mengenai betapa bahayanya ancaman paham radikalisme, intoleransi, yang dapat mengarah ke tindak terorisme.

Penjaringan anak muda yang dilakukan BNPT melalui beberapa tahapan. Pertama, pendaftaran secara online kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk mengetahui kemampuan calon anggota Duta Damai Dunia Maya ini. Ratusan pendaftar diseleksi dan terpilihlah 57 pemuda yang siap menjadi relawan untuk membanjiri dunia maya dengan konten positif, pesan perdamaian, toleransi, dan kebinekaan.

BNPT melalui PMD, sejak tahun 2016 telah membentuk Duta Damai Dunia Maya yang kini tersebar di 16 Provinsi, mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur. Pelibatan anak muda dalam menanggulangi perkembangan paham intoleransi dan radikal sangatlah penting, khususnya lewat dunia maya. Perkembangan dan kemajuan teknologi, sistem informasi dan komunikasi di dunia maya tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif.

Para penganut paham terorisme, memanfaatkan kemajuan teknologi guna melakukan penyebaran paham radikal kepada masyarakat. Mereka juga tidak lagi melakukan perekrutan langsung, tetapi oknum teroris menggunakan media sosial sebagai media regenerasinya. Sehingga penjaringan anak muda yang dilakukan oleh BNPT melalui PMD merupakan langkah inovatif untuk menangkal paham radikal intoleransi.

Join The Discussion