Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil baliq diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahagian, pahala berlipat, dan bahkan suatu muhjizat dalam kesehatan.
Dengan berpuasa akan bermanfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan sosial. Rahasia muhkizat kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dan biomolekular.
Olahraga merupakan kebutuhan pokok manusia . Dengan olahraga secara teratur, maka akan meningkatkan kebugaran. Olahraga teratur juga meningkatkan stamina/daya tahan tubuh,rasa percaya diri dan daya ingat yang semakin kuat, mengurangi stress, kemampuan seksual,memperlancar peredaran darah.
Selain itu meningkatkan kolateralisasi, yaitu berkembangnya pembuluh darah kecil/mikrosirkulasi di jantung, ginjal, dan organ lainnya, sehingga mengurangi risiko serangan jantung. Meskipun memiliki berbagai keterbatasan selama berpuasa, bukan berarti aktivitas kita hanya diisi dengan tidur atau bermalas-malasan. Agar tetap bugar, olahraga sebaiknya tidak ditinggalkan.
Olahraga dan Pola Makan Saat Puasa
Kesehatan merupakan salah satu nikmat Allah SWT yang wajib kita syukuri. Kesehatan merupakan mahkota bagi manusia yang mahal harganya, dengan memilikinya, seseorang dapatmelaksanakan ibadah dan amanah yang dipikulkan di atas pundak kita dengan sempurna sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi. Untuk itu, strategi olahraga dan pola makan saat puasa harus dilakukan dengan baik agar derajat kesehatan selalu tetap terpelihara.
Hal yang paling dikhawatirkan dalam olahraga, apabila dilakukan saat puasa adalah menurunnya cadangan cairan tubuh/dehidrasi. Untuk mengganti cairan tubuh, maka harus menunggu saat berbuka. Akibatnya bisa jadi tubuh akan kekurangan air. Keadaan ini dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang lain. Oleh karena itu, waktu paling tepat untuk berolahraga adalah setengah hingga satu jam sebelum berbuka puasa. Dengan demikian, tak perlu terlalu lama menunggu untuk minum sesuai kebutuhan.
Cairan atau keringat yang dikeluarkan tubuh waktu berolahraga dapat segera tergantikan. Segera minum setelah berlatih, juga dapat menurunkan kembali suhu badan yang meningkat akibat panas yang terjadi ketika berolahraga.
Pada saat sore hari sibuk menyiapkan hidangan buka puasa, waktu olahraga dapat diundur setelah berbuka. Tunggu dua jam setelah perut diisi makanan agar organ pencernaan memiliki cukup waktu untuk mencerna.
Jika olahraga di malam hari jadi pilihan, perlu diingat tubuh kita pun memerlukan istirahat. Sebaiknya berhenti berolahraga 3 jam sebelum tidur. Sebab tubuh perlu waktu memulihkan diri agar dapat melakukan kegiatan sahur esok harinya.
Dengan perubahan pola makan, yang perlu kita lakukan adalah menyiasatinya sehingga masih tetap mendukung gaya hidup sehat. Untuk tetap mempertahankan massa otot, gunakan waktu berbuka puasa untuk mengonsumsi karbohidrat dan protein dalam jumlah yang tinggi.
Hal itu bertujuan untuk memberi makan otot dan sel-sel tubuh dan menghindari penurunan otot akibat lapar yang berlebihan. Kemudian dilanjutkan berolahraga lebih kurang setelah shalat tarawih setelah latihan masukan protein dan karbohidrat lagi.
Pastikan menu makan saat sahur telah memenuhi kecukupan gizi. Komposisi karbohidrat, protein, dan lemak juga harus seimbang, yaitu 15% protein, 20-25% lemak, dan sisanya karbohidrat. Kekurangan protein dapat menyebabkan banyaknya protein tubuh yang dipecah saat olahraga. Padahal protein ini penting untuk proses metabolisme sel-sel otak dan saraf .
Satu jam setelah latihan konsumsi lagi meal yang lebih kurang sama dengan waktu berbuka puasa. Saat sahur, konsumsilah makanan yang lebih tinggi kadar serat dan lemaknya. Hal itu untuk menjaga kesehatan dan regularitas pembuangan. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi protein solid, seperti daging, ayam, dan ikan.
Gunakan waktu lebih kurang 30 menit sebelum berbuka puasa untuk melakukan latihan aerobik ringan, seperti berjalan di treadmill atau bersepeda dengan kondisi hipoglikemi sehingga tubuh kita dengan mudah sekali memanfaatkan sel-sel lemak untuk sumber energi.
Segera sesudahnya berbukalah terlebih dulu dengan minum yang manis. Menurut riset ilmiah, minuman dingin lebih mudah diserap tubuh daripada minuman hangat. Kemudian konsumsikan meal berprotein tinggi dengan komposisi karbohidrat yang tidak terlalu banyak.
Nah, Sahabat Damai, udah pada paham kan gimana strategi olahraga saat berpuasa, jadi tidak ada alasan lagi yah untuk bermalas-malasan melakukan aktifitas saat sedang menjalankan ibadah puasa. Jaga kesehatan dengan tetap rutin olahraga yah, agar puasanya semakin lancar.
Ryn Maniest
Referensi : Berbagai Sumber