free page hit counter
Opini

Puasa Sebagai Perisai dari Sikap Tercela

Salam Sahabat Damai, bagamana puasanya hari ini? Tidak terasa kita telah memasuki 10 malam terakhir puasa Ramadhan. Semoga beberapa hari yang telah terlewati ini selalu senantiasa menjaga puasanya agar tetap mengontrol diri untuk tidak menodainya dengan berbagai perbuatan tercela. Amiiin yarabbal alamiiin.

Seperti yang sudah kita pahami semua bahwasannya puasa merupakan kebutuhan umat manusia yang pelaksanaannya sangat-sangat rahasia, hanya diri kita sendiri dan tuhan yang mengetahuinya. Puasa adalah anjuran wajib semua umat islam, diperintahkan untuk melakukannya meskipun terkadang bulanya berbeda-beda tiap tahun.

Cara berpuasa pun sama tidak ada yang berbeda, semua harus meninggalkan makan, minum dan mengontrol hawa nafsunya olehnya dengan Berpuasa melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah perisai, maka janganlah dia berkata kotor dan bertindak dungu. Kalau pun ada orang yang mencela atau mencaci maki dirinya hendaknya dia katakan kepadanya, “Aku sedang puasa” (HR. Bukhari).

Perisai (tameng) adalah salah satu perlengkapan perang yang digunakan untuk melindungi diri seseorang dari bahaya yang berasal dari dari luar. Dalam kasus ini, puasa menjadi perisai (tameng) diri dari berbagai perilaku tercela yang bisa merusak dan menodai pahala puasa yang kita lakukan sepanjang hari sehingga hanya mendapatkan lapar dan haus tanpa berkahnya.

AlQurthubi menjelaskan bahwa bukan berarti hanya waktu berpuasa orang tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor, ucapan tidak terkontrol, sikap dan tindakan yang sombong dan angkuh serta berbagai macam sifat tercela lainnya, Hanya saja ketika sedang berpuasa maka larangan terhadap hal itu semakin keras dan semakin tegas.

Puasa adalah benteng diri yang menjaga stabilitas, antara kecenderungan jiwa baik dan kecenderungan nafsu buruk. Seseorang dapat melindungi dari nafsu yang mendorong berbuat jahat dengan cara berpuasa. Ketika sedang berpuasa dilatih untuk menjaga pandangan, pendengaran dan pembicaraan yang buruk, sehingga semua panca indera terbiasa mengontrol dirinya dengan baik.

Rasulullah SAW beberapa kali menegaskan tentang beberapa faedah bagi umat manusia untuk menghindari diri dari perbuatan keji. Diantaranya :

  1. Perintah puasa kepada orang yang diliputi oleh nafsu birahi, sedang dia tidak mampu untuk menikah. Maka diterapi dengan berpuasa karena bisa memberi pengaruh yang sangat baik untuk memelihara fisik dan kekuatan batin.
  2. Puasa dapat menjaga seseorang dari perangai buruk dan melatih untuk selalu berbuat baik dan menghindari permusuhan sehingga mengajarkan untuk tidak ikut berbuat buruk kepada orang yang memusuhi, memaki dan yang mengajak perang.
  3. Penjelasan Rasulullah SAW bahwa: “Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh berbagai kesenangan syahwat” olehnya puasa dapat mejadi sarana latihan untuk meninggalkan kesenangan nafsu dan mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan hati nurani, agar puasa menjadi penghalang antara orang yang berpuasa dengan Neraka.

Tuntunan Nabi SAW bagi orang yang sedang berpuasa untuk tidak melayani orang yang mengganggunya karena ia sedang berpuasa. Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari dijalan Allah, melainkan Allah akan jauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan (musim)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sahabat damai, kita sedikit mengingat kembali tentang selesainya pertempuran perang Badar telah diisyaratkan oleh Rasulullah bahwa perang melawan hawa nafsu dan ego diri sendiri adalah perang yang lebih besar dan tak pernah berhenti sampai manusia terkubur di bumi.

Senantiasa berkecamuk, pertempuran antara unsur-unsur positif dan negatif dalam diri manusia, pertempuran antara unsur malakut dan syayatin, pertempuran antara ketundukan hampa dan keangkuhan manusia, pertempuran melawan diri sendiri, pertempuran untuk menundukkan ego di bawah hati nurani.

Puasa merupakan perisai. Perisai bagi hati agar tetap terjadi dalam kualitas baik dan bersinar sebagai cermin pancaran sifat-sifat Ilahi. Perisai bagi hati nurani untuk menangkal setiap gempuran dari dorongan nafsu buruk yang cenderung mengingkari ajakan dan desakan akal budi.

Sahabat damai, Puasa menjadi benteng diri untuk tidak berbuat dosa dengan melakukan tindakan tercela sebab tujuan akhir dari puasa adalah mencapai derajat takwa. Takwa hanya dapat diwujudkan dengan mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya.

Takwa sangat paralel dengan karakter inti hati nurani dan berlawanan dengan desakan nafsu. Semakin kuat dorongan hati nurani, semakin tak berdaya nafsu dan ego diri untuk mengendalikan akal budi. Maka, pada hari lebaran disebut hari kemenangan hati nurani mengalahkan hawa nafsu, dan manusia kembali pada fitrahnya

Semoga  di 10 detik-detik terkahir  malam ramadhan ini, kita senantiasa selalu menjaga diri untuk tidak berbuat tindakan  tercela, future dan dosa  yang dapat membatalkan puasa juga semoga menjadi awal perjuangan menemukan kembali diri yang suci dan fitrah. Amiin allahuma amiiiin.

Ryn Manist

Sumber : Berbagai Referensi

Join The Discussion