free page hit counter
Opini

Harmonisasi Beragama dan Budaya di Toraja Perkuat Nilai Persatuan

Cover Desain by Maskur Al Munawar

Sobat Damai, seperti yang kita ketahui bersama keberagaman sudah menjadi bentuk elok dari negara kita, keberagaman tersebut dapat menciptakan karakter multikulturalisme yang mencakup kepercayaan, cara pandangserta pola hidup yang membentuk jadi satu Indonesia.

Saat ini masalah tentang kerukunan umat harus menjadi perhatian bagi semua kalangan. Banyaknya agamaserta budaya menjadi tantangan tersendiri bagi suatu kelompok untuk tetap menghargai perbedaan dalam segalaaspek. Munculnya konflik tidak bisa dihindari dari perbedaan yang tercipta.

Berbicara tentang kebudayaan berarti kita berbicara tentang adat atau cara hidup masyarakat. Kebudayaan merupakan ide atau gagasan yang melahirkan aktifitas manusia sehingga dikatakan sebagai makhluk sosial.

Salah satu bentuk kebudayaan yang unik dan masih terpelihara sampai sekarang dapat kita lihat pada bentukkebudayaan masyarakat Tana Toraja. Ada apa dengan budaya Tana Toraja yah ?

Tau tidak sobat damai kalau dalam masyarakat Toraja itu dalam satu keluarga bahkan satu rumah kita dapat menemukan penganut agama yang berbeda, namun mereka tetap rukun dan damai berkat adat dan filosofikearifan lokal yang mereka pertahankan, wah unik yah.

Kenapa bisa seperti itu? Berdasarkan fakta, masyarakat Toraja ini dari dulu tidak ada larangan dalam memeluk agama apapun dalam berinterkasi pun juga tidak ada perbedaan masyarakat dalam memilah- milih.

Masyakat Toraja memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda dari daerah lainnya. Mereka bahkan berusaha untuk mempertahankan kearifan lokal budaya mereka sampai saat ini, selain itu masyarakat disana juga memilki pola hubungan yang terjalin dengan sangat harmonis dan toleransi keberagaman yang sangat tinggi.

Di sana tidak ada perbedaan dalam hal keberagaman, menurut mereka semua sama. Seperti yang sering kita jumpai ketika ada acara-acara seperti upacara, mereka selalu ikut serta dalam pelaksanaan tersebut, bahkan yang paling menarik keterlibatan di acara-acara agama islam seperti perayaan Idul Fitri agama lain juga turutmemberikan ucapan, sangat luar biasa sikap toleransi yang dianut masyarakat Toraja ini.

Bukan hanya itu, contoh lainnya bisa dilihat jika kita melakukan perjalanan di daerah tersebut bisa disaksikan beberapa warung makan, toko oleh-oleh orang beragama islam dan non muslim bahkan berdampingan, tidak adalarangan sama sekali untuk membeda-bedakan hal tersebut.

Dalam hal pembangunan tempat ibadah pun tidak ada larangan bahwa mesjid tidak boleh dibangunberdampingan dengan tempat ibadah lainnya disana, dalam penggunaan speaker pada saat adzan pun tidakmenjadi larangan bagi agama lain meskipun mereka juga sedang menjalankan ibadah.

Itulah semua bentuk eksistensi kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Toraja. Setiap daerah memilki ciri khaskebudayaan dan adat istiadat mereka sendiri yang lahir dan berkembang di daerahnya masing-

masing yang wajib untuk dijaga kelestariannya agar tidak tergantikan dengan masuknya pengaruh dari luar.

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana cara masyarakat Toraja dapat mempertahankan kearifan lokal serta budaya tersebut ditengah banyaknya budaya atapun tradisi luar yang dapat mengikis budayaluhur mereka.

Tindakan toleransi oleh masyarakat Toraja tidak ada paksaan atau tekanan dari orang lain melainkan merekamelakukannya karena telah terbiasa hidup pada masyarakat yang beda agama dan dapat dengan mudahmenerima perbedaan tersebut.

Bentuk kerjasama dan perubahan sosial yang terjadi lebih disebabkan oleh faktor diferensiasi, meliputi, suku, agama, dan budaya yang Berinteraksi langsung dengan kehidupan mereka, perbedaan ini tidak mengurangisemangat kerjasama yang di dasarkan pada bentuk kerjasama tradisional masyarakat Toraja, yaitu assitulung-tulungeng. Assitulung-tulungeng adalah suatu aktifitas saling membantu satu sama lain berdasarkan ataskepatutan tanpa membeda-bedakan.

Fenomena diferensiasi yang marak di Toraja tidak menjadi hambatan mereka dalam membangun danmempertahankan kerukunan, masyarakatnya telah terbiasa di pupuk dengan benih konsepsi-konsepsi kearifan lokal yang telah mentradisi di lingkungannya. Masyarakat disana diarahkan untuk secara aktif memajukantoleransi dan penghormatan terhadap keyakinan orang lain.

Sobat Damai, Setiap individu maupun kelompok itu pasti membutuhkan rasa aman, nyaman, harmonis dan damai. Menciptakan dan memelihara rasa damai dan harmonis membutuhkan sikap toleran dan aktif dari masing-masing individu, jadi kembali lagi yah di diri masing-masing sebagai generasi muda kita harus peka akantanggung jawab sebagai pewaris bangsa dan negara dan menjaga unsur nilai luhur.

Menyadari begitu pentingnya akan warna dalam kehidupan, maka sudah seharusnya manusia terus belajar menghargai perbedaan yang ada. Karena hanya dengan cara seperti itulah, harmoni kehidupan bermasyarakat,dan warna dari keanekaragaman akan terpelihara.

Jadi teringat dengan kata-kata Maya Angelou dalam On Benefits Of a Diverse Learnig Environtment “Kita semua harus tahu bahwa keragaman menghasilkan permadani yang kaya, dan kita harus memahami bahwa semuabenang permadani memilki nilai yang sama, apa pun warnanya”Hmm..Serasa tak sabar yah menyaksikan langsung betapa tingginya toleransi yang diterapkan masyarakat Toraja, tak sabar jika disapa saudara kita disana yang berbeda paham dan agama, tak sabar membuktikan bahwa toleransibetul-betul ada bukan hanya sekedar kata.

Ainun Annisha

Join The Discussion