Weekend enaknya kemana ya? Ke Mall? Memang tidak ada tempat lain? Nge-café aja gimana? Emang tidak bosan, kan hampir tiap hari pasti ke café, saat pulang kantor biasanya nge-kopi dulu, bukan? Gimana kalo kita cari tempat yang sudah mulai ditinggalkan. Kira-kira apa ya? Perpustakaan??? Iya, benar. Tapi, masa iyya ke perpustakaan, pertanyaannya weekend kemana? Perpustakaan tempat yang asyik ko. Tapi, kita mau refreshing. Ayolah cari tempat yang lebih santai. Gimana kalau kita ke museum? Ya. Museum, bisa menjadi tempat yang nyaman buat berakhir pekan. Let’s get lost !
Museum, tempat yang dulunya dibanggakan. Kini jadi tempat perlahan dicampakkan. Sebelum jauh menjelaskan mengenai salah satu museum di Sulawesi Selatan, mari kita terlebih dahulu mengenal definisi kata museum. Museum adalah sebuah lembaga yang tidak mencari keuntungan yang sifatnya tetap. Museum melayani masyarakat dan terbuka untuk umum. Pada museum terdapat benda-benda bersejarah yang dipamerkan guna memberikan edukasi kepada pengunjung ataupun sekedar untuk hiburan. Benda yang dipamerkan adalah bukti adanya perkembangan manusia di masa lampau. Jadi, jangan pernah malas ke museum ya! Sebelum kita melihat benda apa saja yang ada di museum La Galigo, ayo kita kenal sejarah Museum La Galigo.
Mengenal Museum La Galigo
Salah satu museum yang kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan adalah Museum La Galigo. Museum La Galigo adalah museum yang terletak di Jalan Ujung Pandang No.2, Bulo Gading Kecamatan Makassar, Kota Makassar. Kalau kamu ke Makassar, dan ke Pantai Losari jalan kaki tidak sampai 5 menit kok. So, tak ada alasan untuk tidak mampir bukan? Ayo kita kenali sejarah Museum La Galigo, dengan terus membaca !
Museum La Gagaligo merupakan museum pertama di Sulawesi Selatan. La Galigo awalnya bernama Celebes Museum yang didirikan pada tahun 1938 oleh Pemerintahan Hindia Belanda. Hanya saja, pada saat pendudukan Pemerintahan Jepang, segala bentuk aktivitas museum terhenti. Museum kembali digunakan pada tahun 1966. Pada tahun 1970, museum secara resmi berdiri melalui Surat Keputusan Gubernur dan resmi menggunakan nama Museum La Galigo. Pergantian nama resmi Museum La Galigo kembali berganti pada Tahun 1988 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, melalui Direktur Permuseuman Jakarta. Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan, itulah namanya yang hanya bertahan sekitar tiga belas tahun. Setelah berlakunya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, Gubernur yang berkuasa pada Tahun 2001 kembali mengganti nama museum kebanggan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut. Museum La Galigo berganti nama menjadi, UPTD Museum La Galigo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Namanya sering berganti, tetapi nama ‘La Galigo’ tetap terjaga. Kira-kira alasannya apa ya?
Dinamkan museum La Galigo mengambil nama salah satu tokoh atau budayawan pada periode klasik masyarakat Sulawesi Selatan. Serta merupakan salah satu karya sastra yang luar biasa mahsyur dan terkenal di dunia. La Galigo adalah sebuah naskah klasik yang dari cerita dengan judul yang sama. Pemeran utama pada kisah mitologi Bugis yang panjang naskahnya melebihi cerita cinta Taj Mahal. 9000 Halaman, itulah naskah La Galigo. Cerita yang berkisah tetang tatanan hidup, percintaan, pernikahan dan juga konflik yang menarik untuk dibaca.
Kira-kira apa saja yang dapat kita temukan saat ke La Galigo. Ayo kita mulai wisatanya.. pastikan kamu tetap terus membaca ya !
Museum La Galigo terbagi menjadi beberapa gedung. Tata pameran museum La Galigo disajikan di gedung yang diberi kode No. 2. Terdapat dua belas ruang pameran, yakni:
- Ruang 1 : Berisi maket Benteng Ujung Pandang (Peta lokasi benteng dan juga foto gedung)
- Ruang 2 : Berisi koleksi arkeologi seperti lukisan dan alat batu zaman Prasejarah.
- Ruang 3 : Masih berisi koleksi zaman prasejarah, berupa lukisan dan sistem penguburan zaman megalitik.
- Ruang 4 : Difungsikan sebagai gudang
- Ruang 5 : Berisi koleksi numismatika dan arkeologi
- Ruang 6 : Berisi koleksi etnografi
- Ruang 7 : Berisi koleksi kerajaan-kerajaan (Kerajaan Wajo, Mandar, Tana Toraja. Serta gambar para Pahlawan dari Sulawesi Selatan)
- Ruang 8 : Berisi koleksi Kerajaan Luwu
- Ruang 9 : Berisi koleksi Kerajaan Bone
- Ruang 10 : Berisi Koleksi Kerajaan Gowa
- Ruang 11 dan 12 berisi keramik asing serta peta lokasi ditemukannya keramik asing yang ada di Sulawesi Selatan
Gedung yang juga berisi koleksi yakni gedung No. 10 yang terletak disebelah selatan yang terdiri atas 5 ruangan, yaitu
- Ruang 1 : Dengan mengunjungi ruangan ini, kita dapat menikmati peta topografi, suku bangsa di Sulwesi Selatan. Serta yang paling manrik adalah miniature perahu phinisi. Ada juga koleksi pertanian (patorani) palari dan Bahan pembuatan perahu.
- Ruang 2 : masih disi dengan ruang kebaharian, seperti : bagang, rappong, bendi, palari, serta alat untuk menangkap ikan. Tidak heran, nelayan adalah salah satu profesi yang dominan di Sulawesi Selatan
- Ruang 3 :Kita akan menemukan lesung dari Raja Tolo Jeneponto, alat-alat pertanian, alat pengolahan sagu, alat rumah tangga, gula merah, serta ada pula alat music tradisonal anjong bola
- Ruang 4 : Pada ruangan ini akan ditemukan, alat pembuatan benang, lungsi, perangkat tenun tradisonal, berbagai hasil tenin dan juga pakaian adat Sulawesi.
- Ruang 5 : Ruangan ini terletak di lantai dua. Koleksi ruangan ini berisi perlengkapan pernikahan adat seperti pelaminan, pakaian adat Sulawesi Selatan, serta aksesorisnya.
- Ruang 6 : Koleksi ruangan ini terkesan lebih menunjukkan pesona Nusantara keseluruhan, seperti : pakaian adat Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jawa dan Bali. Hal lain yang bisa ditemukan diruangan ini yakni, tasbih dan lukisan Syekh Yusuf.
Nah, itu tadi sedikit gambaran mengenai isi Museum La Galigo. Akan sangat menarik untuk kita kenali jika datang berkunjung langsung dan mendengar penjelasan dari Guide disana. Gimana? Apakah pemahamanmu sudah bertambah? Mempelajari sejarah itu akan memberikan healing pada dirimu. Jadi, jangan ragu untuk ke Museum. Ini bisa jadi salah satu rekomendasi untuk kamu menghabiskan weekend esok nih. Cheers.