free page hit counter
Opini

Jurus Jitu Hindari Radikalisme

Masih ingatkah kamu dengan ledakan bom di Gereja Katedral, Makassar 2021 lalu? Kasus bom bunuh diri yang terjadi pada Minggu pagi itu menggemparkan masyarakat.

Jemaat yang sedang melaksanakan Misa mengalami luka-luka. Pintu gerbang Gereja Katedral rusak dan kaca hotel yang ada di sekiatrnya pecah. Dari identifikasi yang dilakukan Kapolda Sulawesi Selatan, pelaku diketahui merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan teroris yang melakukan bunuh diri di Jolo, Filipina empat tahun lalu. 

Kasus pengeboman yang dilakukan teroris tidak hanya sekali dua kali. Jika menengok ke belakang, ada begitu banyak kasus yang meresahkan masyatrakat. 2016 silam, terjadi percobaan bunuh diri di Gereja Santo Yosef, Medan Sumatera Utara. Tahun 2004 terjadi ledakan hebat di Gereja Immanuel, Kepulauan Yapen, Papua. Tahun 2001, bom Gereja Santa Anna dan masih banyak kasus lainnya. 

Kira-kira kenapa mereka tega melakukan tindakan yang merugikan banyak orang itu? Dilansir dari Republika, penyebab semua itu adalah paham yang mereka yakini. Akar dari aksi terorisme adalah paham radikal (radikalisme). Radikalisme sendiri adalah suatu paham yang menginginkan adanya perubahan suatu  system di masyarakat sampai ke akarnya. Untuk mencapai tujuannya, mereka tidak segan- segan melakukan kekerasan.  Radikalisme terorisme adalah sebuah gerakan ideologi  yang terorganisir menggunakan atribut tertentu seperti politik, ideologi, agama, atau suku dengan motif tertentu.  Atribut yang kerap kali digunakan adalah agama, salah satunya agama islam. 

Dalam sebuah Jurnal yang diterbitkan oleh Asian Journal of Da’wah Studies, disebutkan bahwa  radikalisme Islam adalah sebuah gerakan berbasis Islam yang dimaksudkan untuk melakukan pembaruan dalam masalah social, politik, atau keagamaan. Kelompok ini melakukannya dengan cara drastic, keras dan tanpa kompromi kepada pihak- pihak yang dianggap musuh. Prinsip mereka adalah hanya syariat Islam yang mampu mengatasi semua masalah yang ada sehingga negara Islam dan penerapan syariat Islam yang menjadi ide perjuangannya. Kelompok ini kerapkali mengkafirkan orang yang tidak sepemahaman dengannya. Dan menurut mereka, orang kafir halal dibunuh. Atas dasar amar ma’ruf nahi mungkar (menegakkan yang benar  dan  melarang yang salah), mereka merasa berkewajiban membasmi yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka. 

Ngeri sekali! Kamu tentunya tidak mau jadi bagian dari mereka kan yah? Lagian, ngapain juga sih jadi bagian dari mereka? Apa untungnya? Yang ada hanya merugikan diri sendiri dan orang di sekitar kita. Islam sendiri  adalah agama yang damai,  melarang yang namanya kekerasan. Dan perlu dicatat baik- baik,  tidak ada satu agama pun yang  yang mengajarkan kekerasan. 

 Lalu bagaimana caranya agar tidak terpapar paham radikal? Perlu kamu ingat  bahwa orang dengan paham radikal itu biasanya menganggap golongannya lah yang paling benar.  Golongan dan paham lainnya itu keliru. Pemahaman ini yang membuat mereka harus memberantas orang- orang yang tidak sepemahaman. Ngawur bukan? Nah,  Senjata agar kamu tidak terpapar paham ini adalah menghargai dan menerima perbedaan. Seperti semboyan bangsa kita, Bhineka Tunggal Ika, berbeda- beda tetapi tetap satu. Kamu tentu sudah hafal di luar kepala, bahkan sejak Sekolah Dasar kamu sudah sering dengar bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku, agama, ras Bahasa, budaya dan adat istiadat. Keberagaman ini membuat Indonesia kaya akan budaya dan memiliki identitas unik.

Seperti es buah, rasanya tidak terlalu lezat jika hanya ada satu jenis buah saja. Es buah akan semakin nikmat jika buahnya beragam. Begitu pula dengan kehidupan, keberagaman akan membuat hidup lebih indah. Namun keberagaman tidak akan indah jika kita tidak bisa menerima dan menghargai perbedaan.  Yuk, terima dan hargai perbedaan. Katakan tidak pada Radikalisme, katakan tidak pada kekerasan dan katakan ya pada perdamaian! (*IRS)

Join The Discussion