free page hit counter
Opini

Korps Bhayangkara : Pasukan Elit Kerajaan hingga Penjajahan oleh Negara Asing

Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Bhayangkara karena bertepatan dengan turunnya Hari Bhayangkara merupakan hari peringatan yang erat hubungannya dengan Institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI). Setiap tahunnya, pada tanggal 1 Juli diperingati sebagai Hari Bhayangkara. Sahabat Damai pasti bertanya-tanya, apa itu Hari Bhayangkara dan bagaimana sejarahnya? Untuk itu mari simak tulisan lengkapnya.

Banyak masyarakat yang berfikir bahwa, hari Bhayangkara ialah hari peringatan ulang tahun atau terbentuknya POLRI. Akan tetapi, bukan itu makna sebenarnya di balik peringatan ini. Hari Bhayangkara merupakan hari dimana Kepolisian Nasional yang diambil dari momentum turunnya Peraturan Presiden tahun 1946 No.11 yang dikeluarkan Presiden Soekarno.

Peraturan yang dibuat pada masa itu menyatukan seluruh kepolisian yang ada. Satuan kepolisian yang sebelumnya terpisah dan berada di daerah, menjadi satu kesatuan nasional dan bertanggung jawab secara langsung pada pemimpin tertinggi negara, Presiden. Sahabat Damai pasti sudah mulai paham kan?

Penamaan Bhayangkara

Dalam sejarah penamaannya, Bhayangkara ialah istilah yang digunakan oleh Patih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit. Ia menggunakan nama tersebut untuk menyebut pasukan yang ia bentuk secara khusus sebagai pasukan keamanan kerjaan. Tugas mereka kala itu ialah menjaga keamanan raja setiap waktu dan melindungi kerajaan secara menyeluruh.

Kemunculan Bhayangkara ini bermula pada masa kekuasaan Jayanegara. Kala itu, pemberontakan terjadi akibat ketidakpuasan pada kepemimpinan Jayanegara yang bergelar Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Ra Kuti, seorang pejabat Kerajaan Majapahit.

Demi menyelamatkan diri dari pemberontakan, Jayanegara diungsikan menjauhi ibukota kerajaan. Disinilah pasukan Bhayangkara menunjukkan loyalitasnya pada raja dan kerajaan mereka. Kala itu pasukan hanya terdiri atas 15 orang dan dipimpin oleh Gadjah Mada. Singkat cerita, pasukan Bhayangkara berhasil menyelamatkan dan mengamankan Jayanegara selama pelarian.

Kehebatan dari pasukan inilah yang digunakan oleh POLRI sebagai landasan penamaan kepolisian Indonesia. Korps Bhayangkara, diharapkan sukses menjaga ketenteraman dan kedamaian negara sebagaimana apa yang telah dilakukan oleh Gadjah Mada dan pasukan Bhayangkara.

Pasukan Kerajaan beralih ke Sistem buatan Kolonial

Pada zaman ini, keberadaan pasukan keamanan mengalami perubahan bentuk serta komando. Indonesia yang mulai dijajah oleh Belanda dan Jepang dalam rentan waktu yang cukup panjang, berubah mengikut siapa yang berkuasa di setiap daerah jajahan negara asing.

Saat berada di bawah jajahan Belanda, pembentukan pasukan keamanan mereka merupakan orang pribumi dan dipilih secara paksa dan ditugaskan untuk menjaga aset serta kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda. Pada momen ini, masyarakat tak dapat menolak atraupun melawan kehendak para penjajah, warga setempat sedang berusaha untuk bertahan hidup dan beberapa menganggap pekerjaan ini akan membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka kala itu.

Tercatat dalam sejarah, pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut lebih dari 70 orang Pribumi untuk menjadi pasukan kemanan mereka. Pada masa Hindia Belana ini, telah terbentuk berbagai macam pasukan keamanan atau polisi, seperti Veld Politie (Polisi Lapangan), Stands Politie (Polisi Kota), Cultur Politie (Polisi Pertanian) dan Bestuurs Polite (Polisi Pamong Praja).

Namun, saat itu warga pribumi hanya dapat menjadi anggota kemanan biasa, tanpa jabatan dan memang tidak bisa menempati posisi tertinggi dalam jajaran jabatan kepolisian.Hood Agent (Bintara), Inspektur van Politie (Inspektur Kepolisian) dan Commisaris van Politia (Komisari Polisi) yang semuanya hanya diisi oleh masyarakat keturunan Eropa, Hindia Belanda.

Lepas dari Belanda, Indonesia dikuasai oleh negara Jepang. Mereka pun mengubah kembali tatanan kepolisian yang ada di Indonesia. Sejumlah peraturan baru dibentuk, salah satunya ialah membagi kepolisian berdasarklan wilayahnya. Hal ini dimaksudkan untuk memfokuskan keamanan pada satu titik yang penting dari setiap provinsi maupun kabupaten atau kota yang menjadi daerah kekuasaan mereka.

Dalam pembentukannya, Jepang membagi kepolisian menjadi empat, yaitu Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin.

Meski kesannya dibagi dan malah menjadi pasukan yang kecil, Jepang mengizinkan jabatan tinggi diisi oleh orang pribumi. Artinya, pada masa ini kepolisian tetap dipimpin oleh warga Indonesia. Walaupun pada praktiknya, orang pribumi yang bertugas tetap didampingi oleh pejabat Jepang dan pejabat Jepang inilah yang memegang kuasa tertinggi.

Awal Masa Kemerdekaan Indonesia

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyugun, sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soeakarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Pada akhirnya Jepang menyerah pada Sekutu, tanpa syareat apapun dan pemerintahan yang ada memilih untuk membubarkan PETA dan Gyu-Gun. Kedua bentuk kepolisian tersebut dibubarkan begitu saja, meski begitu kepolisian pribumi tetap bertugas. Mereka juga bertanggung jawab dalam menjaga kemanan Soekarno-Hatta saat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Semula kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan disebut dengan Djawatan Kepolisian Negara. Tugas mereka pada saat itu ialah bertanggung jawab pada masalah administrasi, sedangkan masalah operasional merupakan tanggung jawab Jaksa Agung.

Namun, sejak turunnya Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D pada tanggal 1 Juli 1946, kepolisian negara yang bertanggung jawab atas presiden. Tahun inipun menjadi peringatan ke-76 sejak diturunkannya PP kepolisian tersebut.

Sahabat Damai sepertinya mulai hanyut akan pembahasan Bhayangkara ini. Untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-76 kita dapat bersama-sama berdoa agar keamanan negara tetap terjaga. Selain itu, tugas kita juga nih menjaga negara Indonesia dari berbagai macam serangan, khususnya serangan tak bersenjata via media sosial.

Selamat Hari Bhayangkara ke-76

A Sofyan NA

Sumber : Berbagai Referensi

Join The Discussion