free page hit counter
Opini

Sejarah Perang Uhud

Perang merupakan hal yang tidak terlepas dari masalah konflik yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa peperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulit dipecahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Hal tersebut juga terjadi dalam Islam. Islam hadir di tengah-tengah orang Arab yang memilik watak keras akibat wilayah gurun pasir yang luas. Ketika Islam diserukan oleh Nabi Muhammad, banyak dari mereka yang menentang dakwah Nabi.

Sahabat damai, sebelum Islam Berjaya seperti saat ini, begitu banyak perang yang harus dihadapi Rasulullah SAW dan sahabatnya, salah satunya adalah perang uhud. Bagamana Sejarah perang uhud? Yuk mari disimak dibawah ini:

Perang Uhud terjadi pada tanggal 7 Syawal tahun ke-3 H/625 M. Pada perang tersebut melibatkan dua kelompok, yaitu Kaum Muslimin dengan kaum kafir Quraisy. Perang Uhud merupakan perang terbesar ke dua setelah Perang Badar antara kaum kafir Quraisy melawan Kaum Muslimin Madinah.

Dinamakan Perang Uhud, oleh karena terjadi di Bukit Uhud. Bukit Uhud terletak sekitar lima mil dari kota Madinah bagian Utara. Perang Uhud melibatkan tokoh-tokoh penting, baik dari pihak Muslimin maupun kaum kafir Quraisy, di antaranya Abu Sufyan, Shafwan Bin Umayyah, Khalid Bin Walid dan sejumlah tokoh lain dari pihak kaum kafir Quraisy.

Sedangkan di pihak Kaum Muslimin melibatkan Umar Bin Khattab, Abu Bakar AlShiddiq, Hamzah Bin Abdul Mutthalib dan lain-lain sebagainya. Perang Uhud terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor utamanya adalah pembunuhan pembesar-pembesar kaum kafir Quraisy pada Perang Badar.

Hal inilah yang mendorong pihak kaum kafir Quraisy untuk membalaskan dendamnya terhadap kaum Muslimin. Selain itu, ketakutan-ketakutan di pihak kaum kafir Quraisy terhadap pihak Kaum Muslimin Madinah telah mendorong mereka agar dapat mengalahkan Kaum Muslimin.

Apalagi Kaum Muslimin telah menguasai jalur perdagangan Syam yang merupakan mata pencaharian mereka, sehingga mereka terpaksa untuk berperang melawan Kaum Muslimin.

Pada tanggal 7 Syawal tahun ke-3 H/625 M, pertempuran Uhud pun berlangsung. Orang yang pertama kali menyulut bara pertempuran adalah pembawa bendera dari kalangan kaum kafir Quraisy yaitu Thalhah Bin Abu Thalhah al-Abdari.

Dia adalah penunggang kuda Quraisy yang paling pemberani. Dia keluar sambil menunggang unta, mengajak untuk adu tanding. Akhirnya, al-Zubair maju menghampirinya.

Dia maju seperti seekor singa yang menerkam mangsanya, sehingga sebelum Thalhah turun dari punggung untanya, al-Zubair telah menusukkan pedangnya hingga Thalhah terjerembab ke tanah.

Pada mulanya, pihak Madinah sudah dapat menguasai medan seperti dalam Perang Badar. Bahkan Ali telah menewaskan sejumlah pemimpin kaum kafir Quraisy yang terkemuka. Demikian pula dalam Perang Uhud.

Dengan sumber tenaga manusia dan persenjataan yang sangat terbatas, mereka dapat mendesak mundur pasukan kafir Quraisy. tetapi tidak lama kemudian, keadaan tiba-tiba berbalik.

Pihak kafir Quraisy yang pada awalnya sudah terpukul mundur, sekarang kembali lagi maju dan menghantam pasukan Muslimin dengan pukulan maut yang gencar. Sekarang giliran bencana itu menimpa Kaum Muslimin.

Sementara pertempuran sengit terjadi antara Kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy, terdengar kabar bahwa Hamzah Bin Abdul Mutthalib terbunuh. Padahal sebelumnya, Dia bertempur gagah berani bagaikan singa yang sedang mengamuk.

Dia menyusup ke tengah barisan pasukan kaum kafir Quraisy tanpa mengenal rasa takut. Bahkan orang-orang yang gagah berani dari pihak musuh pun dibuatnya seperti daundaun kering yang beterbangan dihembus angin.

Siapakah gerangan yang membunuh Hamzah? Dialah Wahsyi Bin Harb. Dia adalah budak Jubair Bin Muth’im. Paman Jubair, Thu’aimah Bin Adi terbunuh pada Perang Badar. Ibnu Ishaq berkata: “Jubair Bin al-Muth’im memanggil budak negronya, Wahsyi. Dia ahli melempar tombak ala Habasyah dan lemparannya jarang sekali meleset dari sasaran”.

Jubair berkata kepadaku: “Jika kamu dapat membunuh Hamzah, paman Muhammad, sebagai pembalasan atas terbunuhnya pamanku, maka engkau jadi merdeka.” Selain itu, Abu Bakar juga merupakan salah satu tokoh yang berperang penting dalam mendampingi Rasulullah SAW.

Sejak Dia masuk Islam, Dia lebihbanyak mendampingi Rasulullah SAW baik pada waktu sedih maupun senang. Dialah yang paling kuat dalam mempercayai ajaran Islam. Begitu pula dalam Perang Uhud. Dia pun hadir mendampingi Rasulullah SAW dalam Perang Uhud, terlihat pula Umar Bin Khattab yang mengenakan ikat kepala dan baju besinya.

Dia menyandang pedang lalu berangkat bersama sahabatnya ke medan perang. Pada saat Rasulullah terdesak oleh kaum kafir Quraisy, Dialah yang datang untuk melindungi Rasulullah bersama beberapa orang termasuk Abu Bakar.

Dialah yang berjuang mati-matian untuk melindungi Rasulullah sampai Khalid mundur. Pada akhirnya, Kaum Muslimin mengalami kekalahan, meskipun pada awalnya mereka hampir menang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu di antaranya adalah kesalahan fatal yang dilakukan oleh para pemanah.

Mereka meninggalkan pos mereka sehingga pasukan berkuda Khalid Bin Walid dengan mudah menyerang dari arah belakang Kaum Muslimin yang mengakibatkan kerugian besar bagi Kaum Muslimin.

Sebab demikian, Allah SWT menurunkan firman-Nya dalam QS. Ali-Imran: 140-141 yang berbunyi: “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Allah SWT membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Olehnya  Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang zalim, Dan agar Allah SWT membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka).”

Sahabat damai, Perang Uhud merupakan peristiwa paling menyedihkan bagi Umat Islam. Umat Islam mengalami kekalahan yang begitu menyakitkan hati. Mulai dari pembunuhan Hamzah oleh Wahsyi, Rasulullah terluka dalam perang tersebut, hingga kaum Muslimin yang tewas sebagai Syuhada‘ dalam jumlah besar.

Sahabat damai, kisah perang uhud ini, sejatinya memiliki makna yang mendalam untuk kita renungi dan pelajari secara kontinyu sebagai bekal untuk menghadapi situasi konflik kehidupan yang terjadi saat ini.

Sebab meskipun perang ini sebagai kekalahan terbesar Umat Islam, dengan kekalahan ini menjadi awal dari sebuah kesuksesan, karena dari kekalahanlah kita belajar, sehingga kita terdorong untuk terus melakukan yang terbaik dalam kehidupan di masa yang akan datang. Perang ini memberikan spirit baru untuk kita agar tetap berjuang tanpa lelah termasuk dalam berjuang melawan berbagai paradigm dan pemikiran yang melenceng dari yang seharusnya.

Ryn Manist

Referensi : Berbagai Sumber

Join The Discussion