free page hit counter
Opini

Bulan Syawal, Bulan Konsistensi Ibadah

Bulan Syawal merupakan satu di antara 11 Bulan terbaik setelah bulan Ramadhan. Pada bulan Syawal, setiap Muslim dianjurkan untuk makin meningkatkan ibadah dan memperbanyak amalan kepada Allah SWT sebagai bentuk konsistensi Ibadah umat muslim kepada Allah SWT dan Rasulnya.

Segala tindakan dan ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, akan menjadi amalan yang sempurna dan pahalanya akan terus mengalir jika dikerjakan terus menerus sebab seluruh anggota tubuh, mulai dari mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki hingga anggota tubuh yang lainnya, telah dipuasakan dan dikendalikan hanya untuk ketaatan kepada Allah SWT.

Sehingga, senantiasa kita berharap selama 11 bulan ke depan, seluruh anggota tubuh tersebut akan sangat mudah diarahkan untuk difungsikan dalam hal-hal yang berkenaan dengan ketaatan pada Allah SWT.

Meski Ramadhan telah berlalu, segala aktifitas ibadah diharapkan akan semakin ditingkatkan menuju 11 bulan setelahnya hingga kembali menemukan bulan Ramadhan di tahun selanjutnya. 

Sahabat damai, tidak bisa dipungkiri biasanya seteelah ramadhan berlalu, masjid akan sepi kembali karena orang-orang mulai sibuk dengan aktivitasnya. Aktifitas Puasa, shalat berjamaah, shalat tarawih, memakmurkan masjid, membaca al-Quran, zakat, infak, sedekah dan berbagai amalan lainnya  bisa jadi akan jarang di lakukan padahal sejatinya semangat beribadah harus tetap membara.

Bulan syawal menjadi bulan penentu kestabilan ibadah, seharusnya tetap menjaga untuk tetap qiyamul lail. Mulai menunaikan sholat malam atau membaca Al-Qur’an. Setiap Muslim pasti cukup akrab dengan anjuran qiyamul lail.

Anjuran untuk bisa bangun malam untuk mendirikan sholat sunah di malam hari. Ibadah yang dilakukan di malam hari sampai fajar disebut qiyamul lail. Nabi Muhammad SAW. Bersabda: “Sholat yang paling afdal setelah sholat wajib adalah sholat malam”. (HR. Muslim)

Sholat qiyamul lail menjadi anjuran yang maha dasyat sebab sholat sunah yang paling afdal dilakukan dan mendapat banyak keistimewaan. Sholat ini meliputi sholat tarawih, witir, dan tahajud. Qiyamul lail tidak hanya diisi dengan ibadah sholat, tetapi membaca Al-Qur’an dan berzikir.

Kita berharap, agar dapat meningkatkan kualitas ibadah, maka dengan melakukan berbagai amalan sunah bulan Syawal menjadi langkah terbaik untuk terus menjaga level keimanan dan penghambaan kita.

Secara harfiah, Syawal berarti peningkatan. Hal ini berarti bulan Syawal adalah bulan yang difungsikan untuk meningkatkan ibadah, Selain itu, puasa sunah dianjurkan untuk diperbanyak. Hal ini sesuai hadis Nabi Muhammad SAW; “Maukah kutunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai”. (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga konsistensi ibadah beliau. Ibadah yang disyariatkannya selalu rutin dikerjakan. Aisyah Radhiyallahu ‘anha menjelaskan bahwa “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika mengerjakan suatu amal maka amalan tersebut dirutinkannya.” [HR. Muslim]. Alasan merutinkan amal ibadah itu dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau;“Amal ibadah yang paling dicintai Allah ‘Azza wajalla adalah amalan yang rutin dikerjakan meskipun sedikit.” [HR. Muslim]

Istiqamah dan kontinu meneruskan suatu amalan dapat menjadi indikasi diterimanya amal seseorang. Ibnu Rajab menyatakan: “Jika Allah menerima amalan seorang hamba, maka Allah akan memberinya taufik untuk melakukan amalan saleh sesudahnya.”

Sebagian ulama salaf berkata: “Ganjaran perbuatan baik adalah taufik Allah untuk mengerjakan kebaikan sesudahnya. Barang siapa mengerjakan amal kebaikan lalu ia melakukan kebaikan lagi setelahnya, maka hal itu merupakan indikasi diterimanya amal kebaikan sebelumnya. Tetapi barang siapa   mengerjakan suatu amal kebaikan, lalu ia melakukan perbuatan buruk sesudahnya, maka hal itu merupakan indikasi tertolaknya kebaikan yang telah dikerjakannya.” [Lathaif Al-Ma’arif, hal. 247]

Sahabat damai, Agar amalan dan ibadah kita tidak terurai kembali, sejatinya kita dituntut untuk konsisten menjalankan ibadah yang telah banyak dilakukan di bulan Ramadhan, kita  juga hendaknya menjauhi segala dosa dan keburukan yang telah dihindarinya di bulan tersebut.

Karena orang yang telah melakukan berbagai amal ibadah diibaratkan seperti orang yang telah merajut dan memintal benang menjadi lembaran-lembaran kain dengan penuh susah payah. Sedang orang yang melakukan kemaksiatan dengan meninggalkan perintah-perintah Allah atau mengerjakan larangan-larangannya setelah banyak beribadah seperti orang yang mengurai kembali pintalan kain yang telah dirajutnya.

Inilah yang disindir Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya:

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain.” [QS. An-Nahl: 92]

Sahabat damai, dapat dibayangkan betapa buruk sikap dan tindakan seseorang yang telah bersusah-payah merajut dan memintal benang satu persatu agar dapat menjadi sehelai kain dan selembar pakaian hingga sempurna kemudian setelah itu ia kembali membongkar dan merusak tenunan tersebut. Olehnya mari kita jaga ibadah kita di bulan ramadhan dengan terus menerus melakukan ibadah dan amalan-amalan tersebut dengan konsisten.

Ryn Manist

Referensi : Berbagai Sumber Informasi

Join The Discussion