free page hit counter
Opini

Ramadhan Momentum Memperkenalkan Anak Berpuasa

Di bulan Ramadhan inilah saat yang terbaik memperkenalkan Allah SWT pada anak, baik pada bayi dalam kandungan ibu hamil.

Pada bulan ini pula terbaik membaca Al-Qur’an karena pahalanya berlipat ganda, dengan memperkenalkan ayat demi ayat yang dibacakan sentuhan agama pada anak termasuk bayi dalam kandungan.

Dengan membaca ayat demi ayat di bulan Ramadhan dan juga dengan niat mendidik anak dan mendoakan kiranya anak yang kelak menjadi anak yang saleh dan peka sosial.

Pada bulan puasa, seorang ibu juga lebih disukai untuk banyak beribadah, sehingga berbekas pada kandungannnya. Menurut Dr. Taufik Jamaan Spog, getaran-getaran jiwa yang dipicu oleh amal ibadah adalah ibu pendidikan bagi janinnya.

Puasa menjadi momen bagi para ibu untuk memanfaatkannya sebagai media mendidik anak-anak, utamanya yang belum akil baliq. Lewat manfaat puasa, para ibu bisa mulai membentuk kepribadian anak.

Puasa mengajak anak berpikir kreatif secara kognitif, belajar mengendalikan diri dari segi emosi dan belajar belajar mengembangkan dan mengendalikan diri.

Sahabat damai, begitu besar manfaat puasa pada anak, olehnya orang tua dapat memerintahkan anak belajar setengah hari.

Dengan adanya penjelasan yang baik anak-anak akan menjadi pribadi teladan. Jika ibu dan anggota keluarga lain menjelajahi, maka anak akan mudah mengikutinya.

Latihan berpuasa pada anak-anak tidak boleh diperintahkan langsung full seharian melainkan menggunakan ritme jam, misalnya hari pertama 2 jam, hari kedua 3 jam hari ketiga istirahat sesuai dengan kemampuannya.

Jika anak ingin makan tak perlu melarangnya dengan alasan karena Anda adalah kewajiban dia sendiri kepada Allah SWT.

Biarkan anak-anak berpikir bahwa puasa itu menjadi urusan mereka dengan Tuhan. Ini akan membuat mereka mengenal tentang hukum-hukum Agama Allah SWT.

Sahabat damai, Mulai kapan bagusnya mengajarkan anak-anak sholat? Pakar Pendidikan Anak Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam mengatakan, dari perintah shalat, maka dapat disamakan dengan puasa dan haji.

Sebenarnya anak sudah bisa diperkenalkan dengan berbagai kegiatan agama termasuk berpuasa sejak usia balita (bawah tiga tahun). Perkenalan terhadap kegiatan puasa mulai dari kesiapan, pemahaman hingga memahami rutinitas.

Selanjutnya ketika menginjak usia empat tahun, anak sudah mulai bisa diajarkan berpuasa dalam arti menahan lapar dan haus untuk waktu beberapa jam. Umumnya, pada anak usia lima tahun sudah mampu berpuasa hingga siang hari.

Hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan anak mengenai pemaknaan puasa tahap awal, sehingga ketika anak menginjak usia sekolah dasar (SD), bisa memperdalam pemaknaan puasa.

Mereka juga sudah bisa diharapkan merayakan sehari penuh. Pada anak usia SD juga sudah bisa diberi pengertian mengenai makna makna dari aspek sosial.

Misalnya, puasa menumbuhkan empati agar seseorang mengetahui bagaimana keadaan orang lain yang kurang beruntung dapat tidak dapat masuknya ramadhan, salah satu momen terbaik untuk makan kepada mereka, karena mereka akan meniru orang tuanya. (Ryn Manist)

Sumber : Berbagai Referensi

Join The Discussion