free page hit counter
Opini

Rencana Awal Tahun, Memangkas Sikap Intoleransi dan Jadikan 2022 sebagai Tahun Toleransi

Memasuki tahun 2022, masyarakat diberi banyak sekali pilihan dalam memulai kehidupan di tahun yang baru ini. Merealisasikan semua rencana yang telah dibuat dan disiapkan untuk tahun ini dan tidak lupa pula melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan di tahun 2021.

Sahabat Damai, dalam merencanakan sesuatu, kita harus memiliki dasar yang kuat melalui hasil evaluasi kinerja kita yang lalu. Mawas diri serta siap bersinergi kembali adalah kunci penting jika ingin mencapai hasil yang maksimal dan memuaskan.

Dikutip dari kemenag.go.id pada Kamis (31/12/2021), Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan, bahwa tahun baru 2022 merupakan sinergi waktu antara sesuatu yang telah terjadi di masa lalu, hari ini dan sekaligus masa yang akan datang. Oleh sebab itu, melalui Kemenag, diharapkan tahun ini dapat menjadi tahun toleransi bagi bersama.

Menurut Yaqut, momen pergantian tahun dan memasuki tahun yang baru seperti sekarang ini, mengandung banyak sekali makna. Salah satu diantaranya ialah makna evaluasi, dalam hal ini maksudnya ialah kita harus selalu senantiasa bertindak dan belajar dari pengalaman demi masa depan yang lebih baik.

Selain itu, jika dikaitkan lagi dengan keadaan sekarang ini, dunia tengah mengalami masa sulit akibat pandemi Covid-19. Belum lagi, terbaru dunia diinvasi oleh varian baru Omicron yang juga telah memasuki Indonesia dan informasi terkini, jumlah pasien positif Omicron terus mengalami peningkatan.

Menag, mengingatkan kita untuk tetap meningkatkan kesadaran akan pentingnya menerapkan nilai-nilai agama sebagai inspirasi dan motivasi untuk tetap terus berbuat kebaikan. Di masa suli sekalipun, jika Sahabat Damai telah terbiasa, maka kebaikan akan muncul dari diri Sahabat dan kebaikan pula yang akan menghampiri kita.

Terkait intoleransi yang masih menjadi problem serius negara Indonesia. Sebaiknya dilakukan tindakan dini untuk mencegah merebaknya kembali konflik-konflik akibat perbedaan atau bahkan suatu insiden yang dapat menimbulkan korban luka hingga mengancam serta menebarkan teror.

Mengingat kembali, tahun 2022 yang dicanangkan oleh pemerintah menjadi tahun toleransi, masyarakat harus turut dalam tujuan mulia ini. Kita memiliki berbagai macam pilihan untuk dilakukan di awal tahun yang dapat kita bawa juga memenuhi 12 bulan di tahun 2022 ini.

Tahun sebelumnya, tanpa perlu menjelaskan secara detail, masyarakat telah menyadari betul, bahwa akibat dari sikap intoleransi akan merambat hampir ke seluruh sektor kehidupan masyarakat. Artinya, akar intoleransi begitu kuat hingga untuk melepasnya pun sangat sulit. Intoleransi sudah terlalu banyak berkembang biak dengan pupuk yang baik.

Beberapa kejadian atau tragedi yang berakar dari intoleransi seringkali mewarnai berbagai macam media massa. Berita mengenai aksi teror, penolakan keberadaan suatu kaum, pengrusakan fasilitas yang menyimbolkan keberadaan suatu agama dan lain sebagainya. Semuanya merupakan bunga yang mekar dari tumbuhan buruk rupa bernama, intoleransi.

Kita harus ingat, bahwa bangsa Indonesia yang memiliki ragam suku, budaya dan ras serta agama sudah ditakdirkan untuk berdiri bersama. Tak akan ada namanya Indonesia, jika masyarakat tidak dapat mengabaikan perbedaan.  Keberagaman yang ada telah menjadi elemen kuat bagi keberlangsungan bangsa dan negara.

Kembali ke sikap intoleransi yang dianggap dapat merusak seluruh fitrah keberadaan manusia. Makhluk yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT dengan diberikan akal dan pikiran, lalu karena intoleransi, hilang semua akal dan pikiran tersebut. Menguap begitu saja, begitu bunga dari intoleransi bermekaran.

Ohya, Sahabat Damai, kita juga memiliki dasar negara yang sangat kuat, lalu UUD 1945 dan juga Pancasila yang menjadi dasar berdirinya bangsa kita. Tidak ada peninggalan atau bahkan warisan budaya luhur yang secara sengaja dibuat untuk menjauhi sikap toleransi. Sejak dahulu, bangsa kita sudah dibiasakan untuk dapat hidup berdampingan dengan tujuan yang sudah tertulis serta beberapa diantara telah dijalankan melalui kebiasaan dan budaya adat.

Oleh sebab itu, Sahabat jangan pernah melupakan karakter bangsa kita yang asli. Berdiri karena perbedaan yang ada dan menjadi satu sebab memiliki tujuan yang sama. Semuanya jauh dari sikap intoleransi.

Tahun yang baru, mari kita buat lebih terperbaharui lagi. Bersama kita menebar disinfektan intoleransi di sekitar lingkungan baik offline maupun online. Bersama-sama kita menyongsong tahun yang penuh dengan rencana kemajuan bangsa dan negara.

A Sofyan NA

Join The Discussion