free page hit counter
Opini

Nilai Ibadah Puasa Sembari Memerangi Hoaks

Kita telah memasuki bulan suci Ramadhan, bulan penuh rahmat serta berkah dan momen dimana setiap nilai ibadah akan dilipatgandakan. Jadi Ramadhan adalah bulan yang dipenuhi oleh sejuta kebaikan, oleh karena itu kita harus dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Sahabat Damai, sudah terpikir belum, ingin memanfaatkan Ramadhan ini untuk apa?

Jika belum, ada satu aktivitas nih yang sangat sederhana untuk dilakukan dan membuahkan pahala. Yaitu memerangi atau menangkal berita bohong alias hoax. Penasaran kan, mengapa menangkal hoax dapat menghasilkan pahala. Tentu saja penulis memiliki penjelasannya, untuk itu mari kita lanjutkan membacanya.

Hoax dalam Al-Quran dan Hadist

Fenomena penyebaran hoax atau berita bohong sudah bukan hal yang asing lagi bagi jagad maya dan khususnya pengguna segala platforrm media sosial. Tercatat pada masa pandemi, penyebaran hoax semakin menjadi dan menyebabkan selisih paham atau hilangnya fakta yang sebenarnya dari berita yang tercover oleh hoax. Fenomena ini telah lama terjadi, dampaknya pun cukup besar bagi kehidupan.

Dalam Islam dijelaskan, bahwa penyebaran berita bohong sudah pernah terjadi dan tercatat sejak jaman Nabi Adam AS. Pada peristiwanya, Nabi Adam memperoleh kabar bohong tersebut dari Iblis yang membuatnya dan Hawa memakan buah terlarang, buah khuldi. Pada akhirnya hal tersebut menyebabkan mereka harus diusir oleh Allah SWT dari Syurga.

Di dalam Al-Quran bahkan telah jelas tertulis akan anjuran atau tuntunan serta sikap dalam menangani hoax.

Allah berfirman dalam QS. Al Hujat aya 6 yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”

Melalui terjemahan sura ersebut, Allah SWT telah dengan jelas menerangkan agar kita selalu memeriksa suatu informasi dengan teliti, mencari fakta dan kebenaran di balik satu berita. Oleh karena itu, ayat tersebut sangat diperlukan sebagai pengingat dan menjadi acuan di jaman yang serba teknologi seperti sekarang ini.

Bagi beberapa orang yang kurang teliti atau tergesa-gesa dalam menyebarkan suatu informasi alias Sharing tanpa Saring. Bisa jadi ia adalah korban ataupun pelaku penyebaran hoax. Hmmmm, masalah hoax ini sangat meresahkan ya Sahabat.

Samurah bin Jundub ra mengatakan, bahwa Rasulullah SAW pernah menceritakan mimpinya,

“Tadi malam aku bermimpi melihat ada dua orang yang mendatangiku, lalu mereka memegang tanganku, kemudian mengajakku keluar rumah ke tanah lapang. Kemudian kami melewati dua orang, yang satu berdiri di dekat kepala temannya dengan membawa gancu (galah) dari besi. Gancu itu dimasukkan ke dalam mulutnya, kemudian ditarik hingga robek pipinya sampai ke tengkuk. Dia tarik kembali, lalu dia masukkan lagi ke dalam mulut dan dia tarik hingga robek pipi sisi satunya. Kemudian bekas pipi robek tadi kembali pulih dan dirobek lagi dan begitu seterusnya. Orang pertama yang kamu lihat, dia adalah seorang pendusta. Dia membuat kedustaan dan dia sebarkan ke seluruh penjuru dunia. Dia dihukum seperti itu sampai hari kiamat, kemudian Allah memperlakukan orang tersebut sesuai yang Dia kehendaki.” (HR. Ahmad)

Dalam penjelasan hadist tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat azab bagi mereka yang gemar menyebarkan berita bohong.

Dengan begitu, Sahabat Damai telah mengetahui bukan satu hal yang dapat kita lakukan untuk memeroleh pahala. Salah satunya ialah dengan mencegah penyebaran hoax. Dalam prosesnya ada begitu banyak dan macam cara yang dapat kita lakukan, menyaring dan tidak asal menyebarkan informasi merupakan pilihan utama.

Pada bulan suci Ramadhan ini, ketika kita mampu melaksanakan kebaikan-kebaikan yang Allah SWT anjurkan, tentu saja akan berbuah kebaikan pula berupa pahala. Selain itu, nilai kebaikan dalam Ramadhan pun akan kita peroleh bersama-sama.

A Sofyan NA

Referensi : Berbagai Sumber

Join The Discussion