Trauma dan juga ketakukan akan kondisi yang mencekam masih menyelimuti hati beberapa atau bahkan puluhan ribu korban peperangan. Masyarakat yang dulunya hidup dibawah jajahan dan kekuasaan kelompok atau negara anarkis, sulit merasakan yang namanya ketenangan. Hidup hanyalah sebatas pergi menjauh dari hal yang kita takuti, itulah yang mereka rasakan.
Di dunia ini, dimana saja akan selalu berpotensi mengalami konflik. Tidak ada yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada dunia ini. Maka dari itu, kita harus selalu siap untuk menyerukan perdamaian. Meskipun kemungkinan untuk berperang pun belum tentu hilang, namun bukan berarti kita tidak dapat merasakan perdamaian. Pasti bisa.
Memilih Damai
Kata damai seringkali digunakan sebagai seruan yang bermaksud menenangkan suasana. Satu kata yang selalu kita dengar di kehidupan sehari-hari. Damai merupakan sesuatu hal yang dibutuhkan seorang manusia, bagi kehidupan suatu bangsa. Oleh karena itu, damai adalah tugas kita bersama baik bagi setiap individu, keluarga maupun kelompok.
Dalam tujuan pembangunan dan penciptaan lingkungan yang damai, harus dimulai dari diri pribadi. Lalu keluarga dan kelompok dengan tujuan yang sama sebagai langkah meraih hidup harmonis. Dari sini, manusia akan merasakan yang namanya rasa damai di setiap kehidupan di kesehariannya di dunia.
Berbicara perihal damai, seperti halnya yang penulis sebutkan di awal tadi. Banyak orang yang masih jauh dari situasi damai. Kedamaian itu sesuatu hal yang masih terus dicari oleh dunia. Sayangnya, banyak orang yang sekadar menginginkan kedamaian dimata, bukan di hati maupun jiwa. Hal ini sama artinya dengan hanya mencari kepuasan semata lalu merasakan damai sesaat.
Mencari kedamaian di tengah kehidupan dunia sekarang ini tidaklah mudah. Bukan tanpa alasan, malahan ada saja alasan yang menjauhkan kita dari rasa damai. Sebagai seorang manusia yang menginginkan kebahagiaan. Kita pasti selalu berharap dapat berdamai dengan keadaan tersebut dan juga dengan setiap permasalahan duniawi lainnya. Berdamai dengan keadaan.
Namun kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk diraih. Damai di tengah kenyataan dunia sekarang sangatlah sulit dicapai. Karena tidak adanya rasa tenang, rasa aman serta nyaman hidup di lingkungan yang riweh sekarang. Manusia pun sulit sekali berpapasan atau bahkan mengenal apa itu damai yang sebenarnya.
Faktanya, keinginan manusia lah yang memilih damai. Bertahun-tahun dan berbagai masa dilalui dengan ramainya peperangan, siapa sangka diantara peperangan yang ada, masih banyak masyarakat berharap perdamaian menyelimuti medan pertempuran. Manusia yang hilang harapan akibat peperangan, lambat laun akan sangat merindukan yang namanya perdamaian.
Penciptaan Perdamaian melalui Agama
Sekarang ini merupakan masa dimana hampir seluruh negara di dunia menderita. Jatuh tersungkur dan berharap bantuan dari negara lain. Berusaha berdiri serta berjalan dan bangun ditengah keterpurukan akibat adanya pandemi dan isu-isu politik maupun peperangan dunia. Selain itu, masyarakat dunia pun masih merasakan yang namanya was-was akibat perkonomian yang gugur.
Dibalik itu semua, pasti akan ada penguasa-penguasa yang berusaha memperbaiki keadaan tersebut. Pemimpin-pemimpin yang dalam posisinya memang harus ambil bagian karena dirinya lah orang yang diharapkan banyak orang. Seseorang yang dianggap dapat membawa kedamaian bagi masyarakat dunia dari segala sisi kehidupan, singkatnya perdamaian dimata.
Meskipun terkesan secara fisik saja, namun sikap dan kebijakan baik yang diprioritaskan bagi masyarakat tentu akan membawa pada keadaan yang lebih baik. Mengundang perdamaian, hidup yang nyaman, tenteram dan aman terkendali.
Dalam agama, kita dianjurkan untuk selalu saling berkomunikasi, merenung dan merefleksikan diri sebagai ummat beragama, karena kita adalah manusia yang berada dalam satu rahim, yaitu bumi. Menghargai martabat setiap manusia.
Melalui agama kita berusaha untuk menciptakan perdamaian. Agama menjadi sarana mutlak dan diperlukan oleh dunia guna mewujudkan perdamaian dan menjadikannya suatu berkah atau keuntungan bagi selutuh warga dunia. Kemudian, menjadikan dunia yang damai tersebut sebagai tempat kita tinggal dengan penuh realitas dan harmoniasi yang tercipta.
Meskipun jelas di dalam agama, kiat juga wajib meyakini bahwa perdamaian itu datangnya juga dari dalam diri kita. Sama seperti agama yang kita yakini, jika kita mempercayai adanya kedamaian, maka damai yang akan hadir dalam hidup kita di dunia.
Kita harus yakin bahwa sang pencipta yang menciptakan damai dan dari-Nya lah damai itu berasal. Iman kita kepad pencipta dan senantiasa beramal saleh merupakan rasa damai bagi ruh dan jiwa kita, jika hal tersebut berhasil terpenuhi, maka percayalah damai bagi fisik dan di depan mata pasti akan mengikut.
A Sofyan NA