free page hit counter
Opini

Fanatisme Ekstrim Lahirkan Sikap Radikal dan Intoleran

Pembahasan toleransi antar agama sudah seringkali dibahas oleh beragam media sosial maupun forum kajian. Allah sebagai tuhan juga tidak mengajak kita buat offence satu sama lain. Terbukti dari dalilnya “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain allah, karena mereka nanti akan memaki allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka” (QS Al-An’am 108)

Waktu saya masih sekolah dulu saya punya beberapa teman yang berasal dari organisasi keislaman yang memiliki pemahaman tentang upacara sehingga mereka memutuskan untuk tidak ikut upacara karena dianggapmya hormat itu merupakan bentuk penyembah bendera. Sangat disayangkan pola pikir seperti itu saat ini semakin dipelihara.

Paham seperi itu sebenarnya tidak memiliki nilai esensial kehidupan bermasyarakat. Tujuannya, lebih kearah untuk mengganti makna nasionalisme menjadi fanatisme terhadap negara, sehingga mudah saja dipelintir sebagai sesuatu yang sesat dan menyeleweng dari ajaran agama.

Fanatisme itu nggak melulu soal agama. Menggagungkan seseorang yang kamu idolakan sampai membabi buta, itu juga fanatik. Saya pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa seorang perempuan di Queens, New York dibunuh oleh Suaminya diduga akibat terlalu mengidolakan sang artis Bollywood.  Mungkin ini yang dinamakan sebuah fanatisme terhadap artis yang malah berujung tragedi, duh miris.

Diberitakan, bahwa seorang suami membunuh istrinya akibat kesal istrinya terlalu mengidolakan artis Bollywood yang bernama Hrithik Roshan. Berdasarkan keterangan dari kepolisian, setelah membunuh istrinya dengan cara ditikam, sang suami malah bunuh diri. Salah seorang teman korban mengaku bahwa suami dari temannya itu memang sering emosi ketika melihat istrinya sedang menonton film dan lagu dari Hritik Roshan.

Sejatinya yah memang sesuatu yang dilakukan secara berlebihan pasti kurang baik, pasti berbuah hal yang buruk, entah bagi diri sendiri atau bahkan orang lain.  Saran saya, silakan mengidolakan siapapun tapi jangan sampai berlebihan. Tidak ingin kan nasibnya seperti perempuan ini. 

Fanatisme berlebihan karena memiliki agama tidak dibarengin dengan akhlak, keimanan, ilmu dan nalar yang sehat, akan membuat  banyak umat  mudah disesatkan oleh guru-guru yang intoleran dan radikal. Nah, bagaimana mengetahui sesorang disebut sebagai fanatik oke mari kita bahas.

Sebagai kasus yang sering terjadi, ketika seseorang dengan arogannya menunjukkan sikap jijik melihat kaum LGBT yang faktanya memang diharamkan agama. Sebenarnya bagi saya LGBT aneh dan tidak make sense tapi bukankah dengan mencela, mencaci maki mereka akan langsung membuat mereka bertobat? Yah salah caranya. Begitupun dengan memandang pelacur sama seperti binatang, padahal yah bagaimanapun mereka juga tetaplah manusia.

Pada kasus lain,  yang fanatik agama selalu merasa bahwa diri mereka lebih baik dari orang yang berbeda agama. Mengagung-agungkan agamanya secara berlebihan merasa lebih baik seperti kata conan, kebenaran hanya ada satu. Nah, itulah yang diyakini kaum fanatik ini dan merendahkan agama orang lain, kemudian, dengan mudahnya mereka mengkafirkan pilihan orang lain.

Lalu, orang yang fanatik akan agama bisa menjauhkan dirinya dari manusia lain. Hal ini akan terlihat ketika mereka berteman dengan orang-orang yang sejalan atau yang berbeda pandangan. Yang terakhir orang yang fanatik agama seringkali memaksakan kehendaknya, contoh jangan sebut hari minggu tapi ahad, biasakan bilang jazakillah bukan terimah kasih, biasakan bilang ukhti atau akhi bukan dia, biasakan bilang afwan bukan maaf. sungguh Arabisasi mengglobal di penjuru bangsa kita. Lah wong kita bukan negara arab yah.

Awalnya cuman fanatik, habis itu intoleran, radikal dan akhirnya jadi teroris. Maka kalau mau mebereskan babat dulu FANATISME-nya.

Fanatik nggak melulu membahas yang negatif, fanatik terbagi dua yaitu fanatik yang wholesome ( kaffah) dan fanatik extreme (ghulluw). Nah yang saya bahas diatas adalah fanatik ekstrim, biasanya mereka ini golongan orang yang tidak memiliki ilmu dan kerita membaca sepotong berita tanpa tahu konteks lalu sudah merasa sedang berperang dan menyakiti orang-orang yang nggak memerangi atau memilih netral.

Sedangkan fanatik yang dianjurkan adalah Fanatik yang wholesome atau kaffah artinya menerima dan berusaha menjalankan semampunya semua aspek dari agama. Misalnya menjalankan semua kewajiban agama dan menjauhi semua larangan. Melaksanakan apa yang agama perintahkan seperti ibadah malam atau bersedekah.

Menjaga attitude agar selalu bersikap baik pada orang lain. Memiliki sikap sebagai penengah dan lemah lembut. Tidak berlaku agresif kecuali dalam sisi defensive atau membahas yang keterlaluan. Fanatik yang wholesome sangat dianjurkan sedangkan Fanatik yang extreme harus diperangi, bahkan dalam beberapa tataran harus diusir atau di-exterminate.

Sebuah pesan diakhir zaman yang dapat kita pegang adalah jaga diri kita, utamakan logika daripada fanatisme, kuatkan pegangan agama dan jangan salah pilih jalan. *cc

Join The Discussion