free page hit counter
Opini

Bunuh Rasa Depresi, Sebelum Keadaan Tersebut Membunuhmu

Kebanyakan orang berfikir bahwa penderitaan yang mereka alami adalah permasalahan terbesar di dunia dan orang-orang tersebut sulit untuk menenangkan diri dari situasi ini. Tanpa pikir panjang pun mereka masih beranggapan, bahwa kehidupan yang mereka jalani itu merupakan mimpi bagi sebagian orang atau sama saja dengan tak seorangpun yang dapat memahaminya.

Terkadang yah, dalam hidup ini kita harus menghadapi keadaan, meskipun keadaan tersebut membawa kita untuk membenci diri sendiri. Pada akhirnya semua berujung tak sesuai dengan ekspektasi atau harapan. Setelah itu, kita berhenti untuk melihat, berambisi dan kehilangan semangat di saat kita bekerja.

Penyebab gangguan mental setiap orang tidak selalu sama. Terkadang, hal-hal yang sering kita anggap tidak penting bisa menjadi keinginan terpenting dalam hidup seseorang. Itulah sebabnya tidak ada seorangpun yang bisa membayangkan fase apa yang harus dilalui seseorang saat hidup dalam keadaan DEPRESI.

Ketika kegelapan dan juga keputusasaan mengelilingi kita, orang-orang mulai memiliki pikiran negatif dan akhirnya mereka tidak dapat melihat sesuatu yang baik di dunia ini. Kedaan semacam ini memunculkan sikap pesimis dan misoginis terhadap orang lain, yang kemudian merubah pola pikir dan kehidupan seseorang. Yang dulunya adalah jiwa yang bahagia, kini menjadi pribadi yang paling menyedihkan.

Jika seperti itu ada berberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang terpuruk karena nasibnya. Hadapi situasi dengan tenang, jangan cepat menyerah karena kita suatu saat akan harus meninggalkan dunia ini ketika saatnya tiba. Cepat atau lambat kita semua harus meninggalkan dunia ini. Lalu kenapa harus terburu-buru?

Waktu bisa menyembuhkan setiap luka. Bahkan situasi yang kita pikir tidak akan pernah bisa kita atasi, akan tampak seperti tragedi kecil jika memiliki sikap dan pikiran bahwa “waktu ini juga akan segera berlalu”.

Mencoba untuk mencari harapan di dunia, mungkin terasa aneh bagi seseorang yang secara mental menghabiskan hidupnya layaknya seperti di neraka. Tetapi cara  ini adalah satu-satunya yang dapat membuat Anda keluar dari keputusasaan dan menuntun Anda keluar dari kesengsaraan.

Jangan takut untuk mengubah hal-hal yang tidak membuat kita bahagia, tetapi tempatkan diri kita pada hal-hal yang bisa memberi kita secercah harapan. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan seperti melukis, menulis, menyanyi, memasak, traveling, dan apa pun yang memberikan ketenangan dalam berpikir.

Cobalah bereksperimen dengan segala cara yang mungkin akan membawa kita untuk terus bergerak atau beraktivitas. Cobalah untuk terus memberikan koneksi atau berkomunikasi dengan Tuhan sehingga hati bisa menjadi tenteram dan damai  dan jika Anda adalah seseorang yang agnostic atau tidak percaya pada Tuhan maka cobalah untuk menenangkan pikiran dengan menghubungkan diri dengan alam atau yoga. Pada akhirnya kita akan dapat melihat dunia penuh dengan kegembiraan dan pikiran akan penuh dengan kebahagiaan.

Yang terpenting sih, Jangan pernah memaksakan diri untuk melakukan apa pun yang tidak diinginkan oleh hati . Cobalah untuk menemukan kepuasan dan selalu berusaha untuk bersikap baik pada diri sendiri.

Kita semua adalah manusia, bukan makhluk yang perfeksionis dan tentunya kita tidak dapat melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Karena tidak peduli seberapa keras kita mencoba mencapai kesempurnaan, akan selalu ada seseorang yang selalu melihat kesalahan kita. Jadi jangan meremehkan diri sendiri dan nikmati setiap kekurangan yang kita miliki karena hidup akan terlalu singkat jika digunakan hanya untuk bersedih dan meratapi tentang hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan.

Last but not least, selalu ingatkan ke diri sendiri bahwa kita lebih kuat dari yang kita pikirkan dan kita akan bahagia lagi pada akhirnya. Apapun situasinya, waktu ini juga akan segera berlalu.

Seperti kata Benjamin Disraeli (mantan perdana menteri inggris) “Saya siap untuk yang terburuk, tetapi berharap untuk yang terbaik”

ica

Join The Discussion