Usai meletus pada Sabtu 4 desember 2021, Pukul 14.50 WIB, Gunung Semeru dikabarkan kembali erupsi pada Rabu dinihari, (8/12/2021). Dikutip dari magma.esdm.go.id, erupsi terjadi pada pukul 00.01 WIB dengan ketinggian kolom abu ±500m di atas puncak permukaan laut.
Gunung Semeru, merupakan gunung aktif yang terletak di Provinsi Jawa timur. Tercatat, bahwa letusan pertama Gunung Semeru terjadi pada 8 November 1818. Selama 100 tahun terakhir, Semeru kerap kali mengalami erupsi, berbagai macam material vulkanik yang berasal dari perut bumi dilaporkan menimbun sebagian besar pemukiman warga sekitar lereng Gunung Semeru.
Menurut catatan pemerintah yang terakhir, sejak Januari hingga April 2020, Gunung Semeru beberapa kali mengalami erupsi. Tercatat lontaran vulkanik pertama pada Januari mencapai ketinggian 400 meter. Serangkaian aktivitas gunung berapi terjadi selama beberapa bulan tersebut.
Setahun berlalu, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi. Tercatat 34 orang yang menjadi korban jiwa dalam bencana ini dan 22 orang hilang serta lebih dari 5.000 jiwa merasakan dampak dari erupsi. Data ini sesuai dengan informasi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu, dikabarkan lebih dari 8 desa mengalami kerusakan dan sebagian besar proses evakuasi serta penanganan bencana mengalami kesulitan akibat faktor alam. Dibutuhkan kehati-hatian dalam setiap bentuk proses evakuasi yang dilakukan oleh relawan dan tim SAR serta Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru.
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban hilang, proses ini dilakukan dengan bantuan warga setempat dan berdasarkan catatan orang hilang serta kesaksian beberapa orang terdekat korban hilang. Namun, faktor alam menyulitkan proses ini, mulai dari Hujan yang turun terus menerus hingga material panas sisa aktivitas vulkanik yang masih menutupi lokasi.
Diperkirakan erupsi atau lontaran material vulkanik dan awan panas kemungkinan besar masih akan sering terjadi. Mengingat, dinihari tadi telah terjadi erupsi susulan yang memperluas jalur lahar panas ke pemukiman warga sekitar lereng.
A Sofyan NA