free page hit counter
Berita

Museum Ne’ Gandeng: Destinasi Wisata Toraja yang Unik

Siapa yang kalau diajak ke museum pasti nggak mau? Coba, apa alasannya? Kalau alasannya tidak
menyenangkan, coba kunjungi museum yang akan kami bahas kali ini ya.

Mungkin beberapa di antara kita akan menolak kalau diajak main ke tempat-tempat bersejarah,
seperti museum. Umumnya kegiatan yang dapat dilakukan di museum hampir sama, hanya
berkeliling di dalam ruangan sambil melihat benda-benda bersejarah setempat. Toraja memiliki
meseum yang kaya akan budaya sekaligus menjadi peninggalan leluhurnya, salah satunya ialah
Museum Ne’ Gandeng Toraja tidak bisa dilewatkan.
Museum Ne’ Gandeng adalah museum yang memiliki pemandangan alam yang wajib dicoba untuk
dinikmati. Museum ini berada di tengah sawah Desa Palangi, Kecamatan Sa’dan Balusu. Kalau kamu
berasal dari luar Sulawesi, museum ini bisa diakses dari Makassar dengan waktu tempuh sekitar
delapan jam perjalanan darat.


Museum Ne’ Gandeng adalah salah satu bentuk penghormatan masyarakat Toraja yang sangat
menghargai leluhurnya, Ne’ Gandeng. Ne’ Gandeng adalah leluhur yang terkenal sangat peduli dan
berjasa kepada masyarakat kampung. Salah satu jasanya yang masih dikenang adalah Ia menjual
kerbaunya agar listrik bisa teraliri ke desa. Pada tahun 1994, Ne’ Gandeng wafat dan dimakamkan di
lokasi yang saat ini dijadikan sebuah museum. Akhirnya, meseum ini menjadi destinasi wisata yang
cukup menarik untuk dikunjungi. Apalagi, pemandangan dan udara yang segar berasal dari
persawahan membuat kamu nyaman.

Deretan rumah tongkonan (rumah adat khas Toraja) akan menjadi pemandangan yang
menakjubkan. Tongkonan dijadikan sebagai tempat menginap keluarga dan tamu yang datang
melayat. Di tempat inilah, selain digunakan oleh keturunan Ne’ Gandeng untuk melaksanakan
prosesi pemakaman adat Toraja, juga diperuntukkan bagi siapa saja warga Toraja yang ingin
menggelar acara serupa. Pengunjung juga diperbolehkan untuk menaiki setiap rumah Tongkonan
yang ada. Jadi, kamu bisa melihat lebih dekat isi dari setiap bangunan dan area dari museum ini.
Asyik, kan???


Kamu juga bisa menemukan patung Ne’Gandeng, patung kerbau, gong belang, dan batu menhir yang
beragam ukurannya, lho. Batu menhir. Museum ini juga sering digunakan untuk berbagai perayaan
besar Masyarakat Toraja. Jika beruntung, kamu bisa sembari menyaksikan upacara atau perayaan
tersebut. Kesempatan mengenal budaya Toraja akan semakin banyak dan jadi pengalaman yang
tidak mudah terlupakan.

Museum Ne’ Gandeng memiliki fasilitas lain, seprti cafe dan penginapan di Rumah Tongkonan.
Setiap bangunan Tongkonan mampu menampung tiga puluh orang yang dimulai dengan tarif
Rp500.000. Tiket masuk ke Museum Ne’ Gandeng pun cukup terjangkau. Bagi para pelajar dikenakan
tarif Rp3.000, sementara untuk wisatawan umum tiketnya seharga Rp10.000 dan bagi wisatawan
asing tiket masuknya seharga Rp20.000.


Museum ini pernah dipilih untuk melaksanakan kegiatan yang sudah diadakan sejak tahun 2013,
yakni Toraja International Festival (TIF). Toraja International Festival sudah musuk ke dalam agenda
tahunan Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kamenparekraf). TIF 2020 akan menampilkan
prosesi adat Toraja, sendratari Toraja, theater tradisional Toraja dan beberapa penampilan seniman
dari dalam negeri hingga luar negeri secara virtual.


Indonesia memang kaya akan budaya yang beragam dan selalu berhasil menarik perhatian, yah.
Mulai dari masyarakat lokal hingga mancanegara selalu penasaran terutama jika sedang berkunjung
di Sulawesi. Bekunjung ke Sulawesi terutama ke Toraja tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi
tempat wisata satu ini.
Berhubung kondisi saat ini belum memungkinkan untuk berkunjung, tentu ada acara lain untuk
kamu yang sudah penasaran dengan museum ini. Beberapa museum yang ada di Indonesia juga
sudah memberikan fasilitas berkunjung ke museum secara daring. Jadi, walaupun tetap berada di
rumah, kamu sudah bisa menjelajah ke museum yang ingin kamu kunjungi. *apr

Join The Discussion