free page hit counter
Opini

Tokoh Dunia : Muhammad Ali, Petinju Legendaris yang Aktif dalam Gerakan Ummat Muslim

Muhammad Ali atau yang terlahir dengan nama Cassius Marcellus Clay Junior, seorang petinju profesional legendaris yang pernah dikenal dunia. Menjadi seorang petinju pertama yang berhasil merebut gelar juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali dan mampu mempertahankannya hinga 19 kali.

Orang-orang mengenalnya dengan sebutan “pemuda kulit berwarna yang baik”, di era lawas masyrakat sering mendapat perlakukan berbeda berdasarkan ras warna kulit, termasuk perihal kepercayaan, agama seseorang.

Ali merupakan sosok pria kulit hitam terkenal dengan gelar petinju legendaris, namun ia juga mampu memperlihatkan sisi baiknya dan aktif dalam gerakan ummat beragama, termasuk menganut ajaran-ajaran Islam yang kemudian membawanya menjadi seorang muslim.

Karir dan Gelar Juara Tinju Dunia

Muhammad Ali mengenal dunia tinju ketika ia masih berusia 12 tahun. Dilatarbelakangi pengalamannya yang mendapati sepedanya dicuri, dengan rasa kesal ia ingin sekali membalas pencuri sepeda itu dengan sebuah pukulan menyakitkan. Kemudian, ia diperkenalkan dengan seorang petugas polisi, Joe Martin yang kemudian melatihnya untuk menjadi kuat dan seorang petinju hebat.

Menjalani sejumlah latihan dan juga penguatan tubuh untuk menjadi petinju handal, membawa Ali pada pertandingan pertamanya. Pada tahun 1954, Ali yang saat itu masihlah seorang amatir meraih kemenangan perdananya. Kemudian pada tahun 1959, ia mengikuti kejuaraan turnamen sarung tinju emas nasional dan menjadi pemenang.

Masih pada tahun yang sama, ia juga menjadi juara nasional Uni Atletik Amatir pada kelas yang sama. Perjalanan Ali berjalan mulus, sudah lebih dari 100 rekor kemenangan dari Olimpiade berhasil ia raih. Total 105 pertandingan di level amatir yang ia ikuti, kemenangan tersebut meyakinkan Ali untuk masuk ke dunia tinju profesional.

Pada 29 Oktober 1960, menjadi sejarah terhebat bagi Amerika Serikat, Ali berhasil mempersembahkan medali emas bagi negaranya. Untuk pertama kalinya, memasuki dunia tinju profesional dan Ali memenangkan pertandingan yang di gelar di Freedom Hall State Fairground, Louisville, Kentucky tersebut. Ia berhasil menjatuhkan lawannya, Hunsaker yang merupakan seorang petinju profesional dengan rekor 25 pertandingan di level profesional.

Kemenangan perdananya itu, membawa Ali pada dunia tinju profesional yang sesungguhnya. Berselah tiga tahun dalam perjalanan di dunia tindu, Ali telah memenangkan 19 pertandingan dan merebut gelar juara dunia kelas berat melawan Sony Liston.

Di puncak kemenangannya, Ali memilih untuk menganut agama Islam dan resmi berganti nama dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali.

Perjuangkan Hak Kulit Hitam dengan Ajaran Islam

Selain dikenal dengan prestasinya yang luar biasa di dunia tinju profesional, masyarakat dunia juga mengenalnya sebagai seorang muslim yang taat pada agama. Sebelum menjadi seorang muallaf di masa kejayaan kehidupan profesionalnya, Ali telah mengenal agama dan ajaran-ajaran ummat Muslim sejak masa remaja dahulu.

Ketika remaja dulu, Ali pernah melihat seorang pria yang tengah berjualan koran. Dengan pakaian jas mohair hitam, si pria tersebut menjual koran terbitan Nation of Islam. Karena tertarik, Ali mendekati pria itu dan membeli satu koran padanya.

Koran tersebut menampilkan sebuah gambar komik strip. Gambar kartun yang menampilkan adegan seorang kulit putih yang sedang memukul budak miliknya. Budak itu seorang pria kulit hitam, setelah memukul dan menyiksa, orang kulit putih menyuruh si kulit hitam untuk berdoa dan meminta pertolongan kepada tuhan Yesus.

Saat itu Ali menyadari, bahwa ada yang salah pada gambar kartun tersebut. Makna yang disampaikan oleh komik tersebut tidak memberikan nilai sosial kehidupan. Suku, ras, agama dan warna kulit sejatinya milik dan hak seseorang, bukan sesuatu yang dapat direndahkn serta diperbudak dan diarahkan semena-mena.

Ali tidak pernah mempermasalahkan ajaran agama yang ia anut dahulu. Hanya saja, ada beberapa hal yang menganggu pikirannya. Dalam komik tadi, ia berpikir bahwa mengapa harus ada perbudakan diantara manusia? Mengapa keyakinan seseorang harus sama dengan orang lainnya? Apakah tidak bisa diubah?

Faktanya, Ali menjadi seorang muallaf bukanlah karena pengalaman spritiual, melainkan pengaruh pragmatisme. Ali menganggap segala sesuatu belum tentu benar dan dinilai secara praktis. Semuanya melalui pengalaman dan proses pencarian yang mendalam terhadap kepercayaan serta keyakinan. Perjuangan hak bangsa kulit hitam pun membuat Ali yakin akan ajaran-ajaran yang baik untuk diterapkan.

Tumbuh di daerah Kentucky dengan kaum minoritas diantara kelompok kulit hitam yang menduduki hampir seluruh daerah, membuat Ali dan beberapa masyarakat kulit hitam mendapat perlakuan ekstrem. Bahkan kasus pembunuhan terbadap kulit hitam pun sering dialami oleh masyarakat minoritas.

Beberapa tindak kekerasan hingga pembunuhan yang terjadi meyakinkan Ali untuk segera mengambil tindakan. Pada tahun 1955, seorang remaja berusia 14 tahun ditemukan tewas dimutilasi, ia dibunuh akibat bersiul pada seorang wanita kulit putih penjaga toko. Kejadian ini merupakan peristiwa menyakitkan bagi kaum minoritas Kentucky.

Berada di puncak kejayaan dunia profesional, membuat Ali berani mendedikasikan kehidupannya untuk ikut dalam gerakan melawan rasialisme di Amerika. Ia memiliki tujuan lain di dunia tinju, yaitu memperjuangkan kehormatan manusia. Menyampaikan pada dunia, bahwa kaum minoritas juga memiliki hak untuk memilih kehidupan dan tentu saja dapat menjadi manusia yang berguna bagi orang lain.

Kita dapat memetik nilai kehidupan dari seorang Muhammad Ali. Pria yang kini hanya dapat dikenang sejak meninggal pada 3 Juni 2016 silam, telah memberikan pencerahan kepada kita akan perbedaan dan perjuangan seseorang dalam memenuhi hak dirinya dan orang lain.

Melalui sosok figur kontroversial ini, kita mengetahui bahwa semua yang dilakukan Muhammad Ali adalah untuk kebahagiaan orang banyak. *fyn

Sumber : Berbagai Sumber

Join The Discussion