free page hit counter
Opini

Milenial Merdeka Lawan Terorisme

… Merdeka melawan radikalisme, bukan malah menjadi pioneer untuk mengahncurkan negeri ini. Jangan malah terbawa arus penghancur,jika bukan kepada pemuda, kepada siapa lagi bangsa ini dititipkan?

Generasi Millenial atau generasi Y yang juga akrab disebut generation me atau echo boomers, digolongkan berdasarkan tahun lahirnya yakni pada 1980 – 1990 hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Karakteristik anak milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Ciri paling khas mereka adalah aktif berselancar di dunia maya.

Millennial hadir pada pada dua era. Era jaman dulu yang belum tersentuh digitalisasi dan era industri terpengaruh oleh internet dan perangkat seluler, seperti hari ini era digital. Era serba digital. Cukup sentuh, tulis, dan share. Begitu canggih, cepat, efektif, dan efisien. Informasi menyebar dengan cepat menembus batas-batas negara. Peristiwa yang terjadi di sebuah negara dapat disebarkan dan diakses dengan sangat cepat.
Kemutakhiran dan kefasihan terhadap teknologi yang telah jadi makanan sehari-hari bagi generasi milenial yang dapat menjadi dua mata pisau. Jika dahulu kita mengenal mulutmu harimaumu, kini berganti Jarimu Harimaumu. Jika para generasi Y tidak memiliki filter dalam surfing information, maka akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri orang lain serta lingkaran jejaring pertemanannya.
Tidak semua informasi yang bertebaran di jagad maya adalah benar, baik dan positif. Banyak oknum yang memanfaatkan untuk melakukan hal-hal negatif seperti penipuan, pencurian, marasuk atau pencucian otak, prostitusi, radikalisme dan tentunya hoax dan hate speech dan sebagainya. Hoax dan hate speech saat ini sedang marak bertebaran sejak awal pemilu hingga detik ini. Hal ini tentulah sangat meresahkan, sebab mampu memecahbelah persaudaraan dan semakin mengerucutkan perbedaan dan tentunya merugikan kita semua terutama beberapa pihak.

Untuk menangkal segala dampak negative tersebut diperlukan penanamn nilai yang kuat untuk para generasi Y, sebagai penerus bangsa ini. Mereka perlu berpendidikan, bukan sekedar pintar dan mempunyai 1001 tittle di awal dan diakhir namanya. Tetapi menjadi generasi terdidik yang cerdas dalam mendidik generasi Indonesia kedepannya. Penanam nilai karakter seperti peduli, sederhana, berani, tanggung jawab, disiplin, religious, integritas. Rasa peduli terhadap bangsa Indonesia wajib mereka miliki agar ada rasa tanggung jawab yang membuat mereka berani memberantas segala hal yang bertentangan dengan nilai lelhur Indonesia. Menjadikan mereka genarsi yang berintegitas penuh dedikasi dan disiplin yang tinggi untuk mewujudkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tetap sederhana.

Nilai-nilai karakter tersebut diharapkan menjadi tameng anak milenial untuk melawan konten negative di social media. Banyak hal yang dapat dilakukan generasi milenai dalam melawan hal negative di social media

  1. Membuat konten-konten positif yang dapat ditiru. Seperti kreasi barang bekas, hijab kreatif, belajar bahasa asing dan lain sebagainya.
  2. Membanjiri social media dengan hal-hal yang religious dan tepat, bukan propaganda mengrucutkan dan menyudutkan agama tertentu
  3. Memfilter hak-hak negtif yang dapat merugikan seperti membuat proteksi pengamanan akun. Jika menemukan akun yang berbau radikalisme, prostitusi, penipuan segera laporkan dan blok.
  4. Saat mendapat informasi, jangan langsung share sebelum memeriksa keabsahan dan kebenaran infornasi tersebut

Generasi milenial diharapkan mampu menjadi contoh teladan yang baik bagi generasi setelahnya minimal menjadi pioneer bagi sebanyanya sesama genak milenial yang mampu Merdeka melawan radikalisme, bukan malah menjadi pioneer untuk mengahncurkan negeri ini. Jangan
malah terbawa arus penghancur, sebab jika bukan kepada pemuda, kepada siapa lagi bangsa ini dititipkan?
Pemuda jaman dahulu berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang walau penuh dengan keterbatasan. Cukup menggunakan bambu runcing untuk mengalahkan tank dan senjata yang dimiliki penjajah. Terkesan mustahil tetapi dengan semangat juang yang sangat tinggi. Sikap pantang menyerah, peduli, berani, tanggung jawab disiplin, dan rela berkorban mereka berhasil mencapai kemerdekaan sehinggan menjadi inspirasi dan contoh bagi semua bangsa Indonesia utamanya bagi para pemuda hari ini untuk mengisi kemerdekaan. Musuh kita hari ini bukan penjajah bersenjata yang lengkap dengan tank dan seragam lengkapnya yang kasat mata. Tetapi musuh kita tak kasat mata dan bertebaran di dunia maya. (*is)

Join The Discussion