Di era digitalisasi ini, segala sesuatu yang kita kerjakan tidak luput dari sebuah teknologi. Bahkan terkadang setiap hal yang kita kerjakan selalu didokumentasikan dan menjadikan hal itu sebagai moment-moment yang memiliki makna tesendiri buat kita, baik untuk kita nikmati sendiri atau bahkan membagikanya ke sosial media yang kita miliki. Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga semua hal sangat mudah diakses, tanpa kita sadari moment yang telah kita abadikan dan menguploadnya di sosial media, menjadi konsumsi publik di belahan bumi manapun. Ketika hal itu membuat orang ikut terhibur dan tertarik maka bukan tidak mungkin kita akan menjadi terkenal. Ketika suatu konten sosial media menjadi terkenal atau dalam istilah sekarang disebut dengan viral,ini akan diikuti oleh semua orang hingga menjadi sebuah trend.
Hal tersebut bisa berdampak orang tersebut akan menjadi terkenal dalam satu waktu dan apabila pelaku-pelaku usaha, entertain ikut tertarik dalam momen tersebut maka masa trend tersebut akan bertambah. Pelaku usaha atau entertain akan memafaatkan itu, mengundang orang tersebut ke dalam suatu acara tertentu, memberikan kesempatan berbisnis melalui endorsement dan lain-lain, sehingga menimbulkan habbit baru, lingkungan baru dari orang tersebut. Jika dia tidak mampu mengimbangi habbit atau kebiasaan baru tersebut dan cenderung mengikuti arus yang baru iya nikmati maka tejadilah shock culture.
Shock culture sangat berbahaya bagi orang tersebut dan dia akan cenderung mengikuti tanpa mengetehui efek yang ditimbulkan kedepannya. Salah satu hal yang bisa kita temukan dari orang yang baru terkenal dan diterpa shock cultur adalah star syndrome. Jadi seolah-olah orng tersebut menjadi lebih penting dari orang lain sehingga dia ingin diperlakukan berbeda. Kenapa karena hal itu dia tidak dapatkan sebelumnya dan nyaman dalam zona itu. Tentu hal ini merupakan suatu hal yang kurang baik, atau negatif karena kita ketahui bersama bahwa entertain memiliki masa yang sangat tidak dapat diprediksi. Maka untuk mempertahankanya tidak jarang banyak orang melakukan hal-hal yang negatif dan bertentangan dangan norma-norma yang berlaku hanya karena ingin mempertahankan dan tidak ingin kehilangan apa yang dia miliki sekarang. Namun star syndrome juga memiliki dampak positif jika seseorang mampu mengarahkan ke hal-hal yang lebih baik, misalnya walaupun viral atau terkenal dia tetap melakukan aktifitas seperti biasanya, boleh juga dengan ketenaran itu menjadikan dirinya sebagai agent untuk membantu dan menyebarkan perdamaian, membagikan hal-hal positif. Sehingga ketika masa di entertain telah usai dia tetap dikenang dengan hal-hal yang baik. Bisa jadi hal yang seperti ini membuat dia bertahan lebih lama.
Dimasa ini boleh dikata orang-orang sangat mudah untuk terkenal dan menjadi viral. Namun juga mereka harus memikirkan mau viral dengan cara yang bagaimana dan viralnya atas dasar apa. Banyak orang viral atau menjadi terkenal hanya karena tingkah lucunya atau kekonyolannya yang sangat berkesan pada setiap orang yang menontonnya dan orang lain menirukannya. Adapula diantaranya menjadi viral karena konten-konten positif yang iya bagikan. Konten-konten postif ini bisa berupa kata -kata bijak yang dibalut dengan music dan berlatar belakang gambar aesthetic ataukah video-video berdurasi pendek. Ada pula berbagai tips and trick cara mengatasi kehidupan dan menjawab tantangan di kehidupan yang kita jalani. Konten konten positif inilah yang mestinya harus dikembangkan atau dioptimalkan, agar masyarakat yang menontonya atau yang mengaksesnya, baik dengan sengaja atau hanya bagian alogaritma saja menimbulkan efek positif sehingga penonton menjadikan pedoman dan mengaplikasikannya. Agar masyarakat kita menjadi masyarakat cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Konten positif ini pula bisa mereka jadikan landasan atau referensi dalam memperkuat ideologi atau pemahamanya dalam bernegara, sehingga kita tidak merasa takut atau was-was terhadap oknum oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan tekhnologi dan ketenaranya hanya untuk membagikan hal-hal yang bersifat negative cenderung memecah belah.
* M. Ichwan Chaidir