free page hit counter
Opini

Tudang Sipulung, Berkumpul Mendamaikan

Tudang sipulung adalah salah satu tradisi suku Bugis-Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan suatu kegiatan secara bersama-sama membicarakan dan merundingkan dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai suatu hasil kesepakatan melalui budaya musyawarah.

Tudang sipulung yang berarti duduk bersama adalah tradisi pertemuan yang dilakukan oleh masyarakat Bugis-Makassar yang memiliki tujuan untuk memperkuat jalinan persahabatan, kekeluargaan, dan saling menghormati antar sesama. Dalam pertemuan ini, masyarakat diajak untuk berbagi cerita, pengalaman, dan berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi.

Tudang sipulung dapat menjaga dari radikalisme karena pertemuan ini dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya toleransi, kerukunan, dan keberagaman dalam masyarakat. Selain itu, pertemuan ini juga dapat membantu dalam menangkal paham radikalisme yang seringkali menyebar dengan mengklaim kebenaran absolut dengan memberikan ruang bagi perbedaan pandangan dan pemikiran.

Tudang sipulung juga dapat membantu dalam meningkatkan solidaritas sosial dan meningkatkan jalinan persahabatan yang kuat antar sesama, sehingga masyarakat akan lebih terikat satu sama lain dan tidak mudah terpengaruh oleh paham radikalisme.

budaya Bugis Makassar jika digunakan dalam pencegahan paham radikalisme terdapat poin-poin yang terdiri dari:

  1. Toleransi: Dalam budaya Bugis Makassar, masyarakat diajarkan untuk menerima dan menghormati perbedaan-perbedaan agama, ras, dan budaya yang ada di masyarakat. Hal ini dapat membantu dalam menangkal paham radikalisme yang seringkali mengklaim kebenaran absolut.
  2. Kerukunan: Budaya Bugis Makassar menjunjung tinggi kerukunan dan kerjasama antar masyarakat yang berbeda. Dengan mengamalkan prinsip ini, masyarakat dapat belajar untuk hidup damai dan menghormati perbedaan.
  3. Kearifan lokal: Budaya Bugis Makassar mengajarkan kesederhanaan dan kearifan lokal, yang dapat membantu dalam menangkal paham radikalisme yang seringkali menawarkan solusi instan dan tidak realistis.
  4. Memperkuat jati diri: Budaya Bugis Makassar juga memperkuat jati diri masyarakat, sehingga masyarakat lebih yakin dengan diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh paham radikalisme.
  5. Adat istiadat : Budaya Bugis Makassar juga menjunjung tinggi adat istiadat yang dapat memperkuat jati diri dan mempertahankan nilai-nilai lokal yang dapat menjaga agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh paham radikalisme.

Join The Discussion