Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keberagamannya. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya perbedaan berupa kebudayaan, adat istiadat, dan lain sebagainya. Dilansir dari sebuah sumber diketahui bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.340 suku bangsa yang tersebra di seluruh penjuru Nusantara.
Setiap suku tentunya memiliki perbedaan dengan suku yang lainnya, dimana hal inilah yang menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan karena dapat menjadi salah satu cikal bakal terbentuknya paham radikal dan intoleransi.
Biasanya paham radikal tumbuh ketika sekelompok orang merasa pemerintah negara tidak adil dan hanya memperhatikan segelintir kelompok saja atau bahkan mendiskriminasi terhadap suku-suku bangsa tertentu. Ketidakpuasan dan kesalahpahaman inilah yang menjadi faktor terbesar untuk melahirkan paham radikal. Oleh karena itu sebagai negara yang beragam tentunya semakin besar peluang muncul dan berkembangnya paham radikalisme ini.
Paham radikalisme ini muncul karena ketidakpuasan terhadap sistem yang dijalankan oleh pemerintah. Sebenarnya hal tersebut wajar karena setiap warga negara memiliki hak bersuara dan berpendapat, meyampaikan opininya serta mendapatkan keadilan, namun yang menjadi masalah adalah cara dan pemikiran mereka.
Ingin mendapatkan keadilan namun dengan cara kekerasan, bahkan menjadikan agama sebagai media bagi mereka untuk mengekspresikan aspirasinya. Sehingga hal ini juga mendoktrin masyarakat luas bahwasannya setiap aksi kekerasan dari wujud paham radikal ini ada kaitannya dengan agama, padahal belum tentu hal tersebut memiliki kaitan yang jelas.
Pemerintah dianggap tidak memperhatikan rakyat kecil dalam hal ini selalu mendiskriminasi suku-suku tertentu sehingga tidak adanya keadilan sebagaimana tercantum dalam sila ke lima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat menagih bukti nyata dari sila kelima tersebut.
Oleh karena itu banyak di daerah-daerah diseluruh indonesia masih banyak terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang radikal yang keinginannya tidak terpenuhi. Hal ini juga menjadi perhatian penting dari pemerintah karena dari hal-hal seperti inilah yang bisa memecah ideologi bangsa.
Seperti yang kita ketahui ideologi merupakan hal yang sangat dijunjung tinggi oleh sebuah negara khususnya Indonesia. Ideologi ibarat sebuah vondasi dari bangunan, jika vondasinya saja tidak kuat maka bangunannyapun akan dengan mudah roboh dan hancur, karena tidak adanya vondasi yang kuat sebagai penopangnya.
Sekarang ini juga maraknya penggunaan teknologi menjadi kunci untuk membuka pintu melebar dan meluasnya paham radikalisme dan terorisme. Hal ini dilihat dari banyaknya artikel-artikel hoaks yang dibagikan oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab yang ingin menciptakan komunitas dengan paham yang sama yakni paham radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu dibutuhkan peran dari semua masyarakat dan pemerintah, dimana harus bekerjasama untuk menciptakan Negara yang aman dan mampu melepas belenggu dari rantai terorisme ini.
Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penyebaran ideologi terorisme dan radikalisme berkembang dengan sangat cepat. Dia bahkan mengibaratkannya dengan virus corona. Untuk menumpasnya, Boy mengatakan harus bersama-sama menemukan vaksin .
“Layaknya vaksin virus corona guna memberantas dan mencegah terjadinya penyebaran paham radikalisme dan terorisme”, kata Boy dalam sambutannya saat menerima kunjungan peserta RCDS (Royal College Of Defense Studies) pada selasa,24 mei 2022.
Peran pemuda juga tidak bisa disepelekan, karena seperti yang kita ketahui jumlah pemakai teknologi saat ini telah banyak di gunakan oleh para pemuda, sehingga jika mereka pandai dalam memanfaatkan teknologi tersebut maka hal tersebut bisa menjadi pendukung bagi negara untuk memberantas paham radikalisme dan terorisme.
Saat ini sudah banyak yang menggunakan aplikasi seperti instagram, tiktok, whatsapp, dan lain sebagainya, yang dimana hal ini menjadi media bagi semua orang untuk berkomunikasi dan saling berbagi informasi. Dengan kepandaian dan kekreatifan maka semua orang bisa dengan mudah membagi dan menerima narasi-narasi perdamaian yang bisa menjadi pedoman bagi semua orang dalam menjalani kehidupan yang lebih baik sehingga indonesiapun akan damai dan terlepas dari belenggu paham radikalisme dan terorisme.
Iyan Fryan
Sumber : Berbagai Referensi