free page hit counter
Opini

Mengenal Super Hornet Jet Tempur FA-18 AS yang Jatuh di Trona

Amerika serikat di kenal sebagai negara yang sangat maju, dilihat dari berbagai sektor khususnya dalam hal teknologi pesawat tempur. Terkait pesawat tempur tersebut, Jumat sore, 03 Juni di Gurun Mojave kemarin, salah satu Jet pesawat tempur miliknya jatuh dan mengakibatkan sang pilot tewas.

Jet tempur yang jatuh itu berbasis di Naval Air Station Lemoore. Ia jatuh sekitar pukul 14.30 waktu setempat di dekat Trona, di San Bernardino County. Pasukan Keamanan Angkatan Laut bergegas menuju lokasi kejadian, seperti yang dilakukan petugas pemadam kebakaran yang berbasis di Naval Air Weapons Station China Lake.


Kecelakaan yang melibatkan jet tempur F/A-18E Super Hornet bukan sekali ini terjadi. Pada tahun 2019 lalu, sebuah jet tempur serupa Angkatan Laut AS jatuh di Taman Nasional Death Valley selama misi pelatihan rutin, menewaskan pilot dan melukai tujuh pengunjung taman yang terkena puing-puing.

Saat itu, para pengunjung berkumpul di sebuah pemandangan indah di mana para penggemar penerbangan menyaksikan pilot militer melaju rendah melalui jurang yang disebut Star Wars Canyon.

Kemudian pada Oktober 2021, sebuah jet tempur Super Hornet Angkatan Laut dari Naval Air Weapons Station China Lake juga jatuh, dan pada tahun 2020 satu lagi jet tempur serupa dari Naval Air Station Lemoore jatuh, keduanya selama misi pelatihan.

Pesawat perang  Boeing F/A-18E/F Super Hornet. Merupakan jet bintang baru yang dirilis amerika serikat 2010 lalu  ini dan perna ditampilkan  di film Behind Enemy Lines pada 2001 yang dibintangi Owen Wilson sebagai Super Hornet Weapons System Officer (WSO).


Jet F/A-18E dan F/A-18F Super Hornet adalah pesawat tempur militer bermesin ganda berbasis carrier varian tempur multirole berdasarkan McDonnell Douglas F/A-18 Hornet. Varian F/A-18E Kursi single dan F/A-18F kursi tandem yang lebih besar dan lebih menguntungkan dari turunan lanjutan F/A-18C dan D Hornet.

Super Hornet memiliki senapan mesin 20 mm internal dan dapat membawa rudal udara-ke-udara dan senjata udara-ke-permukaan. Bahan bakar tambahan dapat dipasang sebanyak lima tangki eksternal, dan pesawat dapat dikonfigurasi sebagai tanker udara dengan menambahkan sistem pengisian bahan bakar udara eksternal.

Dirancang dan awalnya diproduksi oleh McDonnell Douglas, Super Hornet pertama terbang pada tahun 1995. Produksi penuh dimulai pada bulan September 1997, setelah perusahaan McDonnell Douglas dan Boeing di gabungkan pada bulan sebelumnya.

Super Hornet memasuki layanan dengan Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1999, menggantikan Grumman F-14 Tomcat sejak tahun 2006, dan melayani di samping Hornet asli. Royal Australian Air Force (RAAF), yang telah mengoperasikan F/A-18A sebagai pesawat tempur utama sejak tahun 1984, memesan F/A-18F pada tahun 2007 untuk menggantikan penuaan armada F-111. RAAF Super Hornet mulai beroperasi pada Desember 2010.

Sahabat damai, pesawat tempur sekaligus penyerbu yang memperkuat kesatuan Angkatan Laut AS. Super Hornet pada hakekatnya merupakan pesawat model baru, dengan tampilan yang mirip dengan dan beberapa sistem dari F/A-18C/D Hornet. Super Hornet mulai dikembangkan pada tahun 1992, pertama kali terbang pada bulan November 1995, dan mulai beroperasi pada 1999.

Versi saat ini meliputi F/A-18E (satu kursi) dan F/A-18F (dua kursi). Versi ini untuk menggantikan F/A-18 dan F-14 Tomcat. Sebenarnya sebutan Super Hornet yang masih menggunakan nama “F/A-18” adalah untuk alasan politik saja (saat itu Kongres tidak bersedia untuk mensponsori sistem militer baru). Nama sebenarnya adalah F-24 A.

Namun nama F-24 tidak bisa diterima berdasarkan pertimbangan politis. Hal yang sama juga terjadi pada pesawat tempur X 35, yang kemudian diubah namanya menjadi F-35 Lightning II.

Pada awal dasawarsa 1990-an angkatan laut AS mengalami sejumlah masalah pada divisi penerbangannya. Program A-12 Avenger II yang dimaksudkan untuk menggantikan A-6 Intruder dan A-7 Corsair II, telah mengalami masalah serius dan dibatalkan.

Pada operasi militer Perang Teluk menunjukkan bahwa kemampuan serangan Angkatan Laut tertinggal dibandingkan dengan kemampuan Angkatan Udara dalam hal-hal tertentu. Harus ada program pengganti yang bisa menghasilkan jet tempur yang lebih baik sebelum tahun 2020.

Maka diusulkan model pesawat tempur “Super Hornet” (awalnya bernama “Hornet II”) yang merupakan pengembangan dari pesawat F/A-18. Jika dibandingkan dengan pendahulunya, Super Hornet memiliki sayap 25% lebih besar yang memungkinkan pesawat untuk kembali ke sebuah kapal induk dengan beban sisa amunisi yang lebih besar.

Hal ini menjadi penting mengingat penggunaan persenjataan yang lebih besar dan lebih mahal. Keunggulan jet ini begitu banyak, selain rangka yang kuat dan indah juga memiliki badan dan mesin yang tidak diragukan lagi kualitasnya.

Mesin dengan daya 35% lebih, General Electric F414, dikembangkan untuk F/A-18E/F Super Hornet. Pesawat ini dapat membawa lima tangki bahan bakar eksternal dengan kapasitas masing-masing 1.700 liter untuk penerbangan jarak jauh atau empat tangki plus satu kali pengisian di udara (Aerial Refuelling Store / ARS).

Variasi Jet ini terdiri dari : Kru: F/A-18E: 1, F/A-18F: 2, Panjang: 60 ft 1¼ in, Rentang sayap: 44 ft 8½ in, Tinggi: 16 ft, Luas sayap: 500 ft², Berat kosong: 32,081 lb, Berat isi: 47,000 lb, Berat maksimum saat lepas landas: 66,000 lb,

Mesin: 2 × General Electric F414-GE-400 turbofans, Dorongan kering: 13,000 lbf (62.3 kN) masing-masing, Dorongan dengan pembakar lanjut: 22,000 lbf (97.9 kN) masing-masing, Internal fuel capacity: F/A-18E: 14,400 lb (6,780 kg), F/A-18F: 13,550 lb (6,354 kg, External fuel capacity: 5 × 480 gal tanks, totaling 16,380 lb (7,381 kg)

Perbedaan lainnya termasuk sudut untuk mesin, bagian RCS (Radar Cross Section), dua cantelan sayap ekstra untuk payload, dan perubahan aerodinamis lainnya. Di luar semua itu, Super Hornet memiliki sedikit kemiripan pada bagian belakan dan depan dengan F/A-18.

Upgraded avionik pada jet tempur Super Hornet misalnya pada penggunaan radar APG-79 AESA, ASQ-228 ATFLIR (Penunjang Penargetan FLIR), dan ALE-50 Towed Decoy System. Versi serangan elektronik dari F/A-18F adalah EA-18G Growler. Pesawat tempur EA-18G Growler dibuat untuk menggantikan pesawat EA-6B Prowler dan EF-111 Ravens yang dioperasikan oleh Angkatan Laut dan Korps Marinir AS.

F/A-18F “F-1” telah dilengkapi dengan system perang elektronik ALQ-99. Kemampuan system ini telah diuji saat menyelesaikan demonstrasi penerbangan EA 18 Airborne Electronic Attack (AEA) pada 15 November 2001.

Nah sahabat damai, demikian tentang deskripsi Jet Tempur yang Naas tersebut, semoga keluarga pilot yang tewas tersebut diberikan kekuatan dan keikhlasan menerima kenyataan pahit itu. Salam damai yah semua!

Ryn Manist

Referensi : Berbagai Sumber

Join The Discussion