Organisasi Pemuda di Indonesia secara sadar dibentuk untuk menyatukan seluruh semangat anak bangsa. Sebuah usaha yang dilakukan para pemuda dalam mempertahankan bangsa dan negara. Dalam sejarah Indonesia, pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam proses mewujudkan kemerdekaan bangsa.
Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda pada tahun 1928, telah menjadi sumbu semangat bagi para anak muda kala itu. Peristiwa tersebut bukanlah yang pertamakali bagi pemuda dalam memperjuangkan kebebasan negara. Sumpah Pemuda bisa terlaksana karena adanya kesatuan antar pemuda yang berasal dari beragam latar belakang hidup dan organisasi.
Yupp, dalam catatan sejarah Indonesia, terdapat beberapa organisasi kepemudaan yang terbentuk dan menjadi sumber energi bagi pejuang-pejuang kemerdekaan. Tidak sedikit pula, dari pemuda-pemuda tersebut lahir tokoh-tokoh penting dalam sejarah negara. Pemuda menyadari, bahwa perjuangan haruslah diikuti dengan persatuan dan kesatuan untuk meraih kemerdekaan bangsa.
Sejak tahun 1908, para pemuda dengan semangat perjuangan mulai bermunculan dan bangkit bersama dengan bangsa. Hal ini dimulai dengan kemunculan organisasi Boedi Oetomo, kemudian mendorong pemuda lain untuk membentuk organisasi lain yang saat itu negara belum meraih kemerdekannya. Berikut beberapa organisasi kepemudaan dari masa sebelum kebangkitan Nasional :
1. Boedi Oetomo
Organisasi ini dibentuk oleh siswa-siswa School tot Oplriding van Indische Artsen (STOVIA) atau sekolah Kedokteran untuk pribumi. Didirikan oleh Dr. Soetomo dan mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mengoenkoesoemo dan Soeradji Tirtonegoro pada 20 Mei 1908, di Jakarta. Pendirian organisasi ini tidak lepas dari peran dr. Wahidin Soedirohusodo yang selalu mengkampanyekan gagasan bantuan dana pendidikan bagi pelajar pribumi berprestasi.
Berawal dari pertemuan antara Dr. Soetomo dan dr. Wahidin yang saat itu saling memaparkan prinsip kehidupan mereka. Soetomo yang memiliki rasa nasionalisme perjuangan yang sangat tinggi dan dr. Wahidin yang memiliki gagasan untuk mencerdaskan bangsa melalui dana pendidikan agar bangsa tidak selalu diperbudak oleh penjajah asing. Pemikiran serta gagasan mereka pun digabungkan, sehingga Boedi Oetomo berdiri dengan tujuan yang sudah sangat jelas.
Sejak awal pendiriannya, Boedi Oetomo memang memiliki prinsip untuk mencerdaskan bangsa dan tidak ada kaitannya dengan politik. Namun, para pengurusnya sadar akan banyak hal yang memerlukan dan harus tetap bekerjasama dengan pemerintah. Oleh sebab itu, Boedi Oetomo tetap melakukan penyemaian semangat pemuda melali kegiatan di bidang sosial dan budaya serta bekerjasama dengan pihak-pihak luar kepemudaan.
2. Tri Koro Dharmo
Tri Koro Dharmo adalah organisasi yang didirikan untuk mendidik dan membentuk karakter pemuda penerus bangsa yang memiliki semangat dasar nasionalisme. Didirikan pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R Satiman Wirjosandjojo, Kadarman dan Sudarno di lingkungan sekolah STOVIA. Tujuan organisasi ini ialah untuk mencapai kejayaan dengan memperkuat golongan pemuda.
Tujuan lain dari pendirian Tri Koro Dharmo ialah memperkuat eksistensi kebudayaan masyarakat Jawa dan juga membangun persatuan serta kesatuan antar suku bangsa Indonesia. Selain itu, Tri koro Dharmo memiliki tujuan utama yang terkandung di dalam namanya, yaitu sakti yang berarti kekuasaan dan kecerdasan, budi yang dimaksud ialah bijaksana dan bhakti berarti kasih sayang.
Tujuan-tujuan tersebutlah yang membuat kehadiran organisasi ini mampu memupuk semangat pemuda dan menyemainya menjadi sumbu perjuangan bangsa. Lalu, pada kongres pertama Tri koro Dharmo di Solo pada 12 Juni 1918, organisasi ini berubah nama menjadi Jong Java.
3. Jong Sumatranen Bond
Berdirinya organisasi ini bermula setelah kemunculan Jong Java dan persatuan pemuda Sumatera pun menginginkan hal yang sama. Organisasi ini didirikan oleh para pemuda Sumatera yang memiliki keinginan untuk melestarikan kebudayaan dan memperkokoh tali silaturahmi antar pemuda asal Sumatera. Jong Sumatranen Bond dipelopori oleh Muhammad Yamin dan Mohammad Hatta dan dibentuk pada tanggal 2 Desember 1917, di Gedung Stovia, Jakarta.
Awal berdirinya Jong Sumatranen Bond banyak mendapat pertentangan dan diragukan oleh para tetua. Beberapa menganggap bahwa Sumatera bukanlah daerah yang pantas untuk ikut serta dalam isu politik maupun umum. Namun, para pemuda Sumatera tetap ingin membangun perkumpulan sendiri. Kemudian, membuat Jong Sumatranen Bond menjadi organisasi ternama yang menghasilkan tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
4. Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia
Didirikan pada Desember 1926 oleh Raden Tumenggung Djaksodipoera dan kawan-kawannya, yaitu Soegondo, Soewirjo, Goelarso, Darwis dan Abdullah Sigit. Organisasi ini memiliki visi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan memperkuat kesatuan persatuan bangsa dalam melawan penjajahan. Pada masa jabatan Adullah Sigit sebagai ketua, ia mampu memimpin organisasi dan mendukung terlaksananya Kongres Pemuda Kedua tahun 1928.
5. Organisasi Perkumpulan Daerah
Kemunculan organisasi Jong Java dan Jong Sumatranen Bond membuat para pemuda dari daerah lain mulai mengambil langkah juga. Beberapa perkumpulan pemuda daerah membentuk organisasi kedaerahannya seperti Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Minahasa dan lain sebagainya. Berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, organisasi-organisasi tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu mempererat persatuan dan memajukan kebudayaan daerah.
6. Perhimpunan Indonesia
Memiliki latar belakang yang sama dengan organisasi-organisasi daerah, namun Perhimpunan Indonesia didirikan dari persatuan suku dan pemuda dari daerah yang berbeda. Organisasi ini gencar menyuarakan persatuan bangsa Indonesia. *fyn
Sumber : Berbagai Sumber