Narasi kekerasan, istilah yang semakin pupoler hari ini. Namun, sebenarnya istilah ini telah ada sejak dulu, hanya saja belum popular seperti hari ini. Tanpa kita sadari sebenarnya narasi kekerasan telah memapar kita sejak lama, atau bahkan bisa jadi kita adalah pelaku narasi kekerasan itu? Sebab pelaku narasi kekerasan kadang sulit di identifikasi. Lalu, sebenarnya apa narasi kekerasan itu? Tidak ada penjelasan khusus mengenai pengertian narasi kekerasan. Sederhananya narasi kekerasan adalah segala bentuk tulisan pernyataan, ucapan, bahkan tontonan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan.
Narasi kekerasan adalah narasi yang diucapakan atau dituliskan yang berisi hal-hal yang bersifat teror dan kekerasan. Narasi kekerasan semakin meluas dan meraja lela tanpa pandang bulu segala aspek dan lingkungan kehidupan siap disasar.
Fakta yang terjadi hari ini narasi kekerasan telah menjadi virus yang siap disebarkan oleh beberapa oknum secara terstuktur oleh beberapa oknum tertentu. Jika sebelumnya virus narasi kekersan hanya disebarkan secara implisit kini penyebarannya dilakukan secara terang-terangan, terbuka diberbagai ranah, baik nyata maupun maya. Penyebaran virus narasi kekerasan pada dunia nyata membutuhkan waktu, tempat, dan target tertentu. Pelaku berada pada posisi nyaman dan dapat berinteraksi langsung dengan korban, penangkalannya tidaklah terlalu sulit. Lain halnya pada dunia maya yang tidak mengenal batasan, waktu dan ruang tertentu, pelaku narasi bebas melakukan penyebaran kapanpun dan dimanapun, bahkan di tempat yang paling nyaman dan aman bagi Si Korban.
Korban Narasi Kekerasan itu Siapa?
Penyebaran virus narasi kekerasan hari ini semakin meluas dan sulit dibendum. Narasikekerasan adalah akar dari tindak kekerasan yang terjadi. Pelaku kekerasan padadasarnya adalah korban narasi kekerasan. Mengapa seseorang melakukan tindak kekerasan karena dia mendapatkan asupan narasi kekerasan. Sistem kerja narasi kekerasan lebih cepat daripada obat dan vitamin. Disaat seseorang terpapar, hanya hitungan waktu untuk orang tersebut melakukan tindakan kekerasan.
Anak Terinfeksi Narasi Kekerasan Meningkat?
Sasaran empuk narasi kekerasan hari ini bukan lagi pemuda yang berusia 18 -35tahun. Tetapi mereka yang berusia di bawah 17 tahun, anak. Anak adalah sasaranyang yang baik dalam menebarkan virus. Apapun yang anda contohkan kepada anak,dia akan sangat cepat tanggap dalam memberikan respon. Termasuk narasi kekerasan.Fakta data KPAI 2015 dan 2016 kasus anak Terpapapar narasi kekerasan meningkat,43% dari 180 kasus menjadi 256 kasus.
Terorisme adalah Tujuan Akhir Narasi Kekerasan?
Narasi Kekerasan yang diajarkan kepada anak adalah sebuah perilaku kekejaman.Anak adalah mesin fotokopi terbaik yang mampu merekam dan mencetak segalaasupan yang dia terima, tanpa filter sedikitpun. Jika perihal kekerasan terus menjadiasupan bagi anak, kelak kekerasan tersebut akan mendarah daging pada diri anak.Kelak anak akan menjadi generasi pionir kekerasan, bak serdadu yang siap menyerangdan menebarkan perilaku kekerasan. Kita umoakan Kekerasan yang awalnya hanyadilakukan seluas satu cm persegi, lalu menjadi 10 cm persegi hanya hitungan waktuakan membesar menjadi 1KM persegi. Awalnya kekerasan yang bersifat ucapan, lalumenjadi kekerasan fisik ke personal lalu akhirnya menjadi kekerasan yang mengarah ke radikal. Dan belum berakhir di aksi radikal, Setelah radikal akan bermuara keperilaku teror dan menjadi bagian dari aksi terorime.
Menangkal Virus Narasi Kekerasan
Penyebaran narasasi kekerasan jika tidak dibatasi akan menerkam kita semua.Menjaga negeri dari narasi kekerasan bukan hanya tanggagumg jawab pemerintah.Semua pihak harus turun tangan, ambil bagian dalam melawan peredaran danpenyebarann virusnya. Hal-hal sederhana yang dapat dilakukan ialah sebagai berikut: Melawan virus narasi kekerasan menjadi PR dan tanggung jawab semua sektor daninstansi. Salah satu sector yang memiliki peranan penting dalam menangkalpenyebaran virus narasi kekerasan ialah lingkungan sekolah. Sekolah adalah tempat bertemunya beranekaragam karakter dan 1001 perbedaan anak manusia yang sebagian besar berusia 17 tahun ke bawah.
Tak bisa dipungkiri sebagus apapun sebuah sekolah, sekuat apapun tembok bangunannya, serta sekokoh apapun pagarnya, sekolah tetap menjadi incaran nomorwahid bagi oknum penyebar virus narasi kekerasan. Oleh karena itu pihak sekolahmemiliki peranan yang sangat dibutuhkan dalam melawan peredaran narasi kekerasan.Berikut, hal yang dapat dilakukan oleh pihak Sekolah dalam mengurangi penyebarannarasi kekerasan:
- Perkuat Pondasi Pancasila,
Pancasila adalah ideology universal yang dapat diterima oleh semua umatberagama. Pada Pancasila terdapat nilai-nilai kehidupan seperti: ketuhanna,saling menghargai, saling menyayangi, serta penyelesaian masalah secarahmusyawarah. Jika sebuah sekolah menerapkan penanaman nilai Pancasiladengan porsi lebih, peserta didiknya tidak hanya mampu menangkal penyebarannarasi kekerasan. Tetapi juga, memiliki keseimbangan dalam menjalakankehidupan. - Menanamkan rasa Nasionalisme,
Nasionalisme tentulah nilai wajib yang harus ditanamkan kepada peserta didik.Cara sederhana adalah dengan membiasakan menyanyikan lagu-lagu nasionaldi awal dan di akhir pelajaran. Lagu merupakan bahasa yang nyaman bagianak/peserta didik. Sehingga nila-nilai yang ada pada lagu mampu tertanampada dirinya. Jika hal ini dibiasakan maka anak kelak akan menjadi wargaNegara yang baik. - Pemahaman Keislaman dan Keindonesiaan,
Penyebaran narasi kekeran yang digunakan oknum terorisme menggunakanpaying agama sebagai pondasi dalam menyebarkan virus-virus narasikekerasan. Jika seorang anak tidak memiliki pondasai agama yang kuat sertapemahaman agama yang tepat maka rentan baginya terpapar virus kekerasan.Aspek sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa juga menjadi dalil pembenaranoknum dalam melancarkan aksinya. Sejarah bangsa dinodai. Alibi kekejamanpenjajah menjadi bahan yang kuat untuk meramu virus narasi kekerasan. Belumlagi mengenai perbedaan suku, ras dan agama. Sungguh, oknum penyebarnarasi kekerasan adalah kaum intelektual yang akan melakukan segala macamcara agar tujuannya tercapai. Anak perlu diberikan pemahaman yang baik danjelas mengenai Indonesia agar dia mampu menjadi pioneer perdamaian.
Jika hanya sekolah yang berusaha menciptakan virus perdamaian, tanpa diberangikerja sama dari pihak keluarga tentunya akan kurang maksilmal bahkan dapat berujungsia-sia. Berikut tips mencegah generasi bangsa dari virus narasi kekerasan:
- Miliki waktu bersama anak,
Kesibukan orang tua kadang membuat anak memilih mencari teman yang dapatmemberikannya waktu yang tidak didapatkannya di rumah. Waktu yang dimintaseorang anak tidaklah banyak, cukup disempatkan walau hanya 30 menit.Sehingga anak merasa dianggap dan berharga. - Pantau Sosial Media Anak,
Kadang anak memilih untuk aktif di sosial media ketimbang bercerita denganorang lain, bahkan orang tuanya. Sosial media menjadi media yang sangatrentan dengan narasi kekerasan. Maka orang tua yang bijak memiliki waktuuntuk pantau sosial medinya. - Biarkan Anak Bercerita
Kekeliruan orang tua hari ini adalah tidak membiarkan anak bercerita sebebas-bebasnya sehingga anak cenderung jauh darinya. Sehingga jika anakmengalami hal-hal yang kurang menyenangkan orang tua tidak akan tahu. (*ilmal)