Agama dapat dikatakan sebagai pemersatu kemanusiaan, karena agama mencakup moralitas, sumber dari segala tatanan kehidupan masyarakat dan juga pendamai dalam batin setiap individu. Agama juga dipandang sebagai sesuatu yang memuliakan dan mampu membuat manusia menjadi lebih beradab.
Setiap agama yang diturunkan dalam kehidupan manusia, merupakan pedoman yang memiliki nilai universal sebagai penjaga kehidupan agar senantiasa berada di titik harmoni, damai, dan taku persaudaraan serta mempererat silaturahmi.
Namun, saat ini agama menjadi pembeda antar satu umat dengan umat lainnya, hal ini dikarenakan perbedaan keyakinan yang ada. Dalam kondisi ini, spirit agama mulai menyusut dan perpecahan maupun pertikaian antar umat akan lebih mudah terjadi. Ditambah lagi bermunculannya fanatisme-fanatisme agama yang menambah keruhnya persoalan perbedaan ini. Agama tidak lagi egaliter.
Perlu diketahui, agama juga bertujuan untuk kemanusiaan bukan sekadar untuk Tuhan saja. Sebagai umat beragama kita harus bisa hidup saling berdampingan. Sebagai contoh, dalam Islam kita diajarkan untuk melaksanakan shalat berjamaah. Menyatukan niat dan juga tujuan bersama untuk meraih ridha Allah SWT. Begitu pula dalam Agama lain. Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk kita hidup saling menyokong satu sama lain, Negara juga telah mengakui keberagaman kehidupan beragama di Indonesia ini.
Oleh sebab itu dituntut sikap toleransi antar masyarakat. Harmonisasi sosial tak akan mudah tercapai apabila antar umat beragama tak mampu bersikap toleransi, baik oleh kelompok minoritas maupun mayoritas. Untuk mewujudkan keanegaragaman yang harmonis dan kehidupan sosial yang damai, diperlukan kesungguhan menjalin tali yang tak terlihat ini.
Jika sudah berada dalam kondisi tak ada lagi harmonisasi antar umat beragama, diperlukan spirit baru untuk menyatukan kembali perpecahan yang ada. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk memupuk Spirit Egalitarianisme Agama:
- Menjadi Teladan, dalam hal ini kita menjadi sosok tauladan bagi orang lain. Bertindak penuhtoleransi agar orang lain memahami bagaimana sikap toleransi itu dalam kehidupanbermasyarakat.
- Saling Mengenal, jika kita tak mengenal satu sama lain kita tak akan saling sayang. Kenali dahuluorang di sekitarmu tanpa melihat status sosial maupun Agama mereka.
- Menghargai Perbedaan, kita harus mampu hidup dalam tenggang rasa dan harmonisasi.Perbedaan itu bukan sesuatu yang harus diperdebatkan, namun sesuatu yang harus dihargai.
- Saling Melindungi, dalam kehidupan bermasyarajat kita harus mampu melindungi satu samalain. Tanpa perlu melihat fakta bahwa yang kita lindungi kelompok minoritas atau mayoritas.
Pupuk terbaiklah yang dapat menumbuhkan serta menyuburkan tanaman. Ibaratkan sebuah tanaman,Spirit Egalitarianisme Agama akan menjadi lebih rindang dan mampu mempersatukan umat dalamperbedaan. Tanpa memperhatikan perbedaan yang ada, tanpa harus bertikai karena pergesekkan ekstrem oleh kelompok-kelompok fanatik. Karena agama itu untuk menyatukan, bukan untuk memecahbelah. Sikap toleransi pun akan berbunga dengan indah, jika kita saling bergandengan tangan dan saling mempererat ukhuwah. (A Sofyan NA)