“Internet bak belati bermata dua, yang hanya dapat dikendalikan oleh ‘tuan’nya. Jika tuannya adalah “Si Baik maka” bijaklah belati itu digunakan. Jika “Si Tidak Baik” yang menjadi Tuannya, maka darah akan terhunus dari belati. Sebab Indonesia adalah negeri yang damai yang merangkul saudara. Bukan negeri penebar paham kekerasan yang melukai saudara.”
Riuhnya informasi yang bertebaran di internet tak mampu dibendum. Apapun informasi yang anda butuhna menghubungi Mbah google adalah pilihan pertama yang dilakukan. Semakin hari tingkat pengguna internet semakin meningkat. Apapun profesi, pria maupun wanita dan berapapun usianya dipenjuru dunia kini telah mengenal internet. Salah satu contoh seorang bocah laki-laki di Palopo, Sulawesi Selatan yang viral sebab memberontak ingin signal. Dia tidak dapat mengakses internet karena ketiadaan signal dilokasi yang dia kunjungi saat momen silaturahim setelah lebaran, sehingga menangis meronta ingin pulang. Ini adalah contoh kecil
tingginya penggunaan Internet di Indonesia.
Pengguna internet di Indonesia tak kalah bersaing dengan Negara lain di dunia.Indonesia memiliki ruang pertumbuhan jumlah pengguna internet yang setipa tahunnya pasti akan meningkat, besarnya bisa mencapai dua digit per tahun. Jumlah pengguna internet di Indonesia dinobatkan menjadi yang paling besar pada tahun 2018 ini di Asia Tenggara. Hal ini diungkapkan dalam riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek dengan judul ‘e-Conomy SEA 2018’. Menurut riset tersebut, pada tahun 2018 ini total pengguna internet di kawasan Asia Tenggara ada sebanyak 350 juta. Dan dari angka tersebut, 150 juta di antaranya ternyata dari Indonesia, yang disebut sebagai negara dengan jumlah pengguna internet paling banyak di Asia Tenggara.
Tingginya pengguna internet dimanfaatkan oleh para anggota teroris untuk menyebarluaskan paham dan pengikutnya. Sebenarnya ini bukan hal baru, dikuti dari kumparan, Gabriel Weimann dalam ‘Terror on the internet: The New Arena, The New Challenges’ di tahun 1998 terdapat 12
situs. Ditahun 2003 terjadi peningkatan yang siginifikan angkanya mencapai 2.650 situs. Satu decade selanjutnya meningkat tiga kali lipat menduduki angka diatas 9.800 situs. Diperkiran setiap tahunnya terjadi peningkatan. Konten yang mereka sebarkan beraneka ragam. Mulai dari ujaran kebencian dan perekrutan anggota baik berupa poster, video dan tulisan-tulisan. Tips dan trik menjadi teroris berupa tata cara merakit bom. Menyebarkan kutipan-kutipan Al-Qur’an dan hadits yang telah diramu dengan bumbu hoax sehingga mampu memikat. Akun-akun bodong, yang telah diatur sedemikian rupa guna menarik orang lain yang bertebaran di berbagai grup media social. Serta masih banyak lagi.
Internet adalah Belati, Memiliki dua Mata Pisau Bijak menggunakan social media telah jadi keharusan bagi setiap manusia. Karena tak bisa
dipungkiri kehadiran internet telah membantu kehidupan manusia. Jika sebelumnya kita hanya mampu berkomunikasi via suara itupun dengan biaya yang relative mahal, kini bukan hanya mengirim gambar dan video tetapi komunikasi video secara langsung telah bisa kita lakukan dengan biaya yang murah tentunya. Itulah manfaat kecil dari internet jika mampu digunakan dengan baik. Sebab internet memiliki dua mata pisau yang siap mencabik penggunanya.
Meskipun para teroris menebar pesan secara bertubi-tubi seperti senjata atau bom yang mereka tabor tanpa pandang bulu. Menjadi seorang pengguna pengguna yang baik ada ditangan kita.
Internet bak belati bermata dua, yang hanya dapat dikendalikan oleh ‘tuan’nya. Jika tuannya adalah “Si Baik maka” bijaklah belati itu digunakan. Jika “Si Tidak Baik” yang menjadi Tuannya, maka darah akan terhunus dari belati Jika mereka menggunakan media internet untuk menyebarkan paham radikalisme, sudah sepatutnya kita melangkah lebih jauh untuk melawan mereka. Membentengi diri kita dari hal-hal yang berbau radikal adalah contoh sederhana yang dapat kita lakukan. Turut aktif dalam
melawan propaganda-propaganda yang para teoris lakukan adalah salah satu bakti terbaik bagi negeri. Seperti, menyebarkan pesan damai di dunia maya, membuat vlog dengan konten perdamaian, poster, kartun ataupun infografis yang menyuarakan perdamaian. Jika bukan kita yang melawan lalu siapa lagi? Siapa lagi ayang akan menjaga negeri kita, Indonesia. Indonesia adalah negeri yang damai yang merangkul saudara. Bukan negeri penebar paham kekerasan yang melukai saudara.