“…Jangan ragu melaporkan perilaku mencurigakan di sekitar kita. Berani melaporkan adalah bukti kepedulian kita bersama. Karena berani melawan adalah langkah awal untuk membasmi Terorisme ….”
Terorime, adalah kata yang tidak asing bagi kita semua. Khusnya orang Indonesia. Indonesia memiliki sejarah kelam tentang terorisme. Index Terorisme Global menempatkan Indonesia pada posisi 40 dari total 140 negera. Hal tersebut bukanlah sebuah kebanggaan melainkan aib yang harus segara dibersihkan. Banyak Negara yang kadang memberikan judge kepada Indonesia sebagai Negara pencentus terorisme. Tuduhan tersebut bukannya tidak beralasan, tetapi
Apa itu Terorisme?
Terorisme, berasal dari kata To Terror dalam bahasa Ingrris yang berarti “gemetar” atau menggetarkan . orang yang melakukan teror disebut Teroris. Terorisme sendiri adalah serangan-serangan yang terkordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan terror terhadap sekelompok masyarakat. Jadi apakah setiap serangan yang terkordinasi dan menggetarkan orang lain adalah aksi terorisme? Tentu saja bukan. Pada pasal 6 dan 7 Perpu No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme telah klasifikasi serangan atau perbuatan yang dimaksudkan. Berikut, kami sajikan:
- Suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja
- Menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
- Mengakibatkan adanya rasa teror bagi banyak orang
- Menimbulkkan korban massal
- Menimbulkan kerusakan atau kehancuran tempat-tempat yang vital dan startegis
Mengapa Terorisme Bisa Terjadi?
Terjadinya terorisme serta semakin tingginya perilakukan radikalisme sepuluh tahun terakhir ini pastilah memiliki faktorf penyebab. Berikut kami sajikan penyebab terorisme:
- Berkembangnya Ideology Radikal
Paham, aliran dan paradigma setiap orang tidaklah sama dan selalu benar. Setiap penganutnya meresa yang paling tepat, dan ingin tenar. Salah satunya paham radikal yang selalu merasa benar dan haus ingin membasmi yang berbeda. Keinginan menjadi banyak dan mengembangkan pemahaman mereka adalah aksi yang senantiasa dilakukan atau kita sebut dengan istilah regenerasi. Jika paham radikal semakin banyak, tentu dapat kita tebak akan jadi apa dunia ini.
- Kemiskinan
Permasalahan ekonomi menjadi masalah social yang mampu memantik terorisme. Tidak ratanya perekonomian ditmbah kebijakan pemerintah yang kadang semakiin mengerucutkan perbedaan ekonomi memicu aksi criminal.
- Kurangnya Pendidikan Agama yang Damai
Hari ini dunia kadang memberikan judge jika penganut terorisme adalah pemilik agama tertentu. Tentu saja hal tersbut tidaklah benar, karena agama apapun tidka pernah mengajarkan penganutnya untuk membunuh. Namun, tak bisa dipungkiri agama menjadi salah satu strategi teroris untuk menambah jumlah anggotanya. Hal tersbut disebabkan pemlajaran agama yang diberikan secara ortodoks.
- Factor ingin mengubah sistem agama
Perbedaan paham agama memberikan kontribusi besar dalam aksi teror. Inginnya menyamakan paradigma teroris pada suatu golongan, kaum, agama maupun Negara membuat kelompok geram dan ingin membasmi yang berbeda.
Tips Melawan Terorisme Ala Pelajar
Kita tidak pernah tahu kapan para teroris akan melasanakan aksinya, pada akhirnya kita hanya bisa menangis dan mengutuk perbuatan mereka. Kewaspadaan adalah mutlak karena bom kapan saja siap meledak. Bukan hanya ledakan bom yang ditakutkan tetapi juga narasi kekerasan yang gencar dilakukan di media social, maka dari itu kita diwajibkan waspada dan pandai memberikan filter pada saat berselancar di dunia maya. Berikut adalah tips dan trik melawan terorisme dari palejar SMA
- Memperdalam Ilmu agama
Mempelajari ilmu agama bukan hanya menambah pundi-pundi pahala di akhirat, tetapi juga membuat kita dekat dengan Tuhan sehinggan jika ada paham agama yang menyimpang pada kelompok tertentu kita dapat menghindarinya.
- Menggunakan media social dengan Bijak
Tingginya tingkat penggunaan media sosila saat ini dimanfaatnakn oleh para pelaku teror untuk menyebarkan konten kebencian demi ketakutan dan hoax. Sehingga dapat memprovokasi masyarakat. Selain itu, kelompok radicalisme menggunakan media social untuk melakukan propaganda dan merekrut anggota, maka generasi muda Indonesia harus pula cerdas menggunakan media social untuk menyebarkan virus perdamaian.
- Mencari kegiatan positif
Melakukan hobby dan aktivitas positif lainnya dapat menghindarkan kita dari kegiatan berbau radikalisme. Seperti membaca buku, aktif diorganisasi ataupun mengikut kegiatan sosial masyarkat lainya.
- Berperan aktif dalam Melaporkan Radikalisme dan Terorisme.
Menjadi warga Negara aktif adalah sebuah langkah kecil untuk memujudkan sebuah Negara yang damai, aman dan berdaulat. Salah satu langkah kecil yang dapat dilakukan adalah berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan terorisme kepada pihak berwajib. Jangan ragu melaporkan perilaku mencurigakan di sekitar kita. Berani melaporkan adalah bukti kepedulian kita bersama. Karena berani melawan adalah langkah awal untuk membasmi Terorisme
Jika anak SMA saja berani, masa kamu tidak? Jika bukan kita siapa lagi? Jika bukan sekarang, lalu kapan?. Mulailah pada diri kita sendiri, ajaklah yang terdekatmu. Dan jangan tunda sebelum para pelaku terror itu membunuh kita.(IS)