Umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha atau yang juga dikenal sebagai Hari Raya Qurban. Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, kemudian juga diteruskan dengan penyembelihan hewan qurban. Namun Idul Adha kali ini harus dilakukan sedikit berbeda karena berlangsung di tengah kondisi Pandemi Covid-19.
Dalam keadaan normal, hari raya selalu dimulai dengan berkumpulnya umat Muslim di sebuah masjid atau tempat yang lapang di pagi hari setelah matahari terbit untuk melaksanakan shalat Ied secara berjamaah. Tahun ini akan berbeda, sama halnya dengan Hari Raya Idul Fitri lalu, masyarakat diharuskan mengubah kebiasaan lantaran Pandemi.
Qurban dan Pandemi
Bagi masyarakat, Idul Adha bukan hanya sebagai Hari Raya umat Islam, melainkan momen spesial untuk dapat berbagi dan berkumpul dengan sanak saudara maupun teman dekat. Khusus tahun ini, masyarakat melaksanakan ibadah Hari Raya yang jauh berbeda dengan Hari Raya di tahun sebelumnya. Masyarakat dunia tengah berada di dalam kondisi Pandemi Global.
Menjelang Hari raya, biasanya sentra jual-beli hewan ternak selalu ramai dipenuhi oleh pembeli dan juga pemilik hewan ternak. Namun karena keadaan Pandemi dan juga keharusan masyarakat untuk tetap terus memperhatikan Protokol Pencegahan Covid-19, membuat pusat-pusat penjualan hewan ternak terasa sangat sepi.
Sebagai bagian paling penting perayaan Idul Adha ialah qurban, yang berarti penyembelihan hewan ternak seperti sapi, kambing, domba atau unta. Ibadah qurban merupakan refleksi hidup Nabi Ibrahim dalam menaati perintah Allah swt yang kemudian rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail. Daging sembelihan itu selanjutnya dibagikan kepada orang fakir, tetangga atau kerabat.
Bisa dikatakan, tahun ini banyak sekali yang berqurban bukan dalam bentuk hewan ternak, melainkan jerih payah serta keringat yang dikeluarkan demi kebaikan dan memenuhi kebutuhan hidup. Dalam masa Pandemi selama ini, masyarakat ditarik kembali untuk menyadari betapa pentingnya berbuat baik dan rela berkorbaan demi kebaikan bersama. Salah satunya tetap menerapkan Protokol serta Kebijakan yang dituntut untuk dilaksanakan di tengah Pandemi.
Idul Adha di Indonesia
Di Indonesia, yang juga termasuk sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, telah mengeluarkan edaran perihal tata laksana ibadah Hari raya Idul Adha dan penyembelihan hewan Qurban. Shalat Ied berjamaah dan penyembelihan hewan qurban dapat dilakukan di daerah yang resiko penyebaran serta catatan kasus Covid-19 rendah.
Kebijakan ini diterapkan untuk tetap konsisten dengan kebijakan yang telah ada, yaitu Protokol Kesehatan dan juga Menjaga Jarak guna mencegah penyebaran secara luas dilingkungan pasar ternak. Dalam pelaksanaan penyembelihan hewan qurban khususnya, masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal di masa pandemi ini.
Kesehatan hewan qurban, proses pemyembelihan serta bagaimana pendistribusian daging sembelihan kepada yang membutuhkan menjadi bagian yang perlu diperhatikan selama Pandemi ini. Masyarakat pun diimbau untuk membeli hewan qurban di tempat-tempat penjualan yang telah mendapat izin dari pemerintah setempat dan tentunya diawasi oleh Kementerian Pertanian.
Masyarakat Indonesia yang semula terbiasa dengan tradisi gotong royong dan turut andil dalam proses penyembelihan, tahun ini tidak dapat dilakukan sedemikian rupa. Mengikuti peraturan yang dibuat oleh Kementan serta diwajibkannya untuk tetap terus menerapkan Protokol Kesehatan, masyarakat akan dibatasi oleh gerak. Pelaksanaan penyembelihan hewan Qurban tahun ini memang benar berbeda dari sebelumnya.
Selain itu, pelaksanaan penyembelihan akan dilakukan secara tertutup. Biasanya pada proses penyembelihan dapat disaksikan oleh masyarakat sembari melakukan silaturahmi. Namun tahun ini yang boleh terlibat dalam penyembelihan hanyalah panitia Qurban saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah terbentuknya kerumunan orang yang memungkinkan penyebaran Covid-19.
Protokol Kesehatan dalam proses penyembelihan memanglah harus diterapkan. Panduan serta tata pelaksanaan ibadah idul Adha pun tidak begitu sulit untuk diterapkan oleh masyarakat guna melaksanakan penyembelihan yang higienis dan terhindar dari resiko penyebaran Covid-19.
Penyebaran virus yang masif telah meningkatkan jumlah pasien positif Covid-19 serta banyak memicu tingginya jumlah kematian. Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha yang bertepatan dengan kondisi Pandemi mengharuskan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan serta menerapkan Protokol serta Kebijakan yang sudah disampaikan oleh pemerintah.
Di tengah Pandemi, Ibadah Idul Adha dan juga momen berkumpulnya masyarakat dapat tetap dilaksanakan dengan mengikuti seluruh panduan yang ada. Dapat dikatakan, tak ada sedikitpun penghalang bagi terlaksananya Ibadah yang khusyuk selama masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan. (*Asn)