Berdasarkan Laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4% dari populasi di dalam negeri. Ini berarti bahwa media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Setiap harinya, jutaan orang berinteraksi di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, seringkali etika dan kesantunan berbahasa di media sosial masih terabaikan. Dalam era digital, di mana hampir setiap orang memiliki akses ke media sosial, muncul beragam tantangan terkait bahasa dan komunikasi. Orang seringkali melupakan etika dasar berkomunikasi saat berinteraksi di dunia maya, sehingga menghasilkan konten yang kasar, tidak sopan, atau bahkan berpotensi merugikan orang lain. Hal ini menciptakan ketidaknyamanan dan konflik di dunia maya yang seharusnya menjadi tempat bagi saling penghargaan dan diskusi yang produktif. Balai Bahasa, sebagai lembaga yang berfokus pada pengembangan bahasa dan budaya, telah mendeteksi permasalahan ini dan memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang kesantunan berbahasa di media sosial.
Untuk mengatasi masalah ini, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan Abdi Bahasa dengan tema “Kesantunan Berbahasa di Media Sosial”. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari dimulai pada tanggal 4 Oktober 2023 sampai 8 Oktober 2023. Kegiatan ini dimulai dari Pembukaan dengan membahas Kampanye Kesadaran Berbahasa Santun di Media Sosial, Peran Pemerintah dalam Pengawasan Pemartabatan Bahasa Negara di Ruang Publik, Potensi Bahasa dalam Konten Kreatif di Media Sosial, Kesantunan Berbahasa di Media Sosial, Strategi Pembuatan Konten Kreatif Berbahasa Santun di Media Sosial, Strategi dan Teknik Pembuatan Konten Kreatif di Media Sosial, Praktik Pembuatan Konten Berbahasa Santun di Media Sosial dan Sesi Diskusi. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini yaitu Perwakilan atau Delegasi Instansi Duta Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dan UKM Sulawesi Selatan.
“Sebagai pengguna media sosial aktif, saya telah menyadari betapa pentingnya etika komunikasi di dunia maya,” ujar Yayan Riadi Nusman sebagai perwakilan Putra Duta Damai Sulawesi Selatan. Secara keseluruhan, kegiatan kesantunan berbahasa di media sosial telah meningkatkan pengalaman peserta dalam berkomunikasi di dunia maya. “Saya merasa lebih percaya diri, terhubung dengan orang lain secara lebih baik, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana berperilaku secara etis di media social,” ujar Kurnia sebagai perwakilan Putri Duta Damai Sulawesi Selatan.
Kesantunan berbahasa di media sosial tidak hanya penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, tetapi juga mencerminkan karakter dan kepribadian kita. Ketika kita berbicara dengan bahasa yang sopan dan menghormati orang lain, kita membangun reputasi positif dan menjadi bagian dari komunitas yang lebih sehat dan beradab.
Kurnia