free page hit counter
Opini

Huruf Braille yang Mewujudkan Penuh Keberadaan HAM

Sahabat Damai, tahukah kamu pada tanggal 4 Januari kemarin dunia memperingati Hari Braille. Dunia internasional mengenalnya dengan Hari Braille Sedunia yang dirayakan di hampir seluruh negara yang ada di dunia.

Mungkin masih banyak nih masyarakat yang belum mengetahui betapa pentingnya huruf Braille, terutama bagi penyandang tunanetra. Selain itu, tahukah Sahabat Damai, bahwa huruf Braille ini juga ikut menyuarakan HAM bagi seluruh komunitas difabel di seluruh dunia. Untuk itu, yuk simak ulasan lengkapnya pada tulisan ini!

Asal Usul Huruf Braille

Huruf Braulle merupakan tulisan berupa tiktik yang timbul dan ditemukan pada abad ke-18 oleh louis Braille. Berdasarkan hari lahir Louis, tanggal 4 Januari 1809, kemudian ditetapkanlah tanggal tersebut sebagai peringatan Hari Braille Sedunia.

Ketika Louis menginjak usia 3 tahun, ia mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan matanya terinfeksi dan mengalami kebutaan total. Akibat kejadian tersebut, Louis memilih untuk masuk ke sekolah khusus penyandang tunanetra saat berusia 5 lima tahun dan berusaha beradaptasi disana dengan lingkungan yang menunjang kehidupannya.

Louis merupakan seorang siswa yang sangat cerdas dan juga kreatif, namun ia sering merasa tidak pusa dengan sistem pendidikan yang ada. Menurutnya sistem tersebut terlalu lamban dan sangat sulit untuk dipahami. Hal inilah yang membuat louis mencari sebuah cara agar ia dan teman-temannya dapat belajar dengan mudah, khususnya membaca dan menulis.

Memasuki usia 15 tahun, Louis berhasil menemukan huruf Braille yang terinspirasi oleh kode-kode rahasia yang digunakan oleh para tentara perang dahulu. Namun, perbedaan kedua kode tersebut ialah kode yang digunakan oleh tentara perang menggunakan 12 titik, sedangkan Braille hanya menggunakan 6 titik saja.

Terciptanya huruf Braille ini, menjadi cahaya terang bagi penyandang tunanetra, karena penggunaan metode ini mereka dapat dengan mudah memeroleh informasi. Tidak hanya itu, hak dan kesempatan bagi manusia untuk memeroleh pendidikan juga dirasakan oleh penyandang difabel.

Fakta Huruf Braille dan Kaitannya dengan HAM

World Healthy Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, mengeluarkan sebuah hasil penelitian yang menyebutkan, bahwa orang dengan disabilitas netra atau penyandang tunanetra memiliki kemungkinan besar untuk hidup pada tingkat perekonomian rendah saja. Artinya, tidak ada kesempatan bagi penyandang tunanetra untuk hidup berkucupan.

WHO menyatakan jumlah penyandang tunanetra di dunia mencapai 285 juta dan di wilayah Asia Tenggara mencapai 27,9 juta orang. Di Indonesia sendiri, jumlah penyandang disabilitas mencapat 22,5 juta orang termasuk beberapa persen diantaranya adalah penyandang tunanetra, dilansir pada kemensos.go.id pada (26/10/2020).

Bagi penyandang tunanetra, huruf Braille adalah suatu metode informasi yang membantu mereka untuk dapat terus bergerak. Representasi dari suatu simbol huruf dan angka sehingga mereka dapat membaca buku yang sama dengan buku teks non Braille yang dibaca oleh orang lain. Lihatkan, penyamarataan HAM yang dibawa oleh huruf Braille.

Meskipun begitu, Sahabat Damai ingat kembali yahh, belum semua buku yang ada di Dunia ini telah memiliki cetakan huruf Braille. Oleh sebab itu, kesempatan untuk bertahan hidup kita masih berbeda, namun dalam perbedaan tersebutlah kita harus dapat untuk saling merangkul satu sama lain.

Kembali ke asal muasal huruf Braille, saat pertama kali Louis memperkenalkan huruf Braille ke publik. Ia mendapatkan kecaman dari berbagai pihak yang menyatakan, keberadaan huruf Braille itu sangatlah tidak masuk diakal. Bagaimana bisa anak-anak diajari membaca dengan huruf yang bukan semestinya, alias tidak sama bentuknya dengan huruf asli.

Tanpa patah semangat, Louis terus memperjuangkan huruf Braille dan juga menyerukan akan kesetaraan setiap anak dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Ia meyakini dengan bantuan huruf Braille, keinginan tersebut akan tercapai. Hingga pada akhirnya di tahun 1847, huruf Braille diterima secara universal dan digunakan di sekolah luar biasa.

Lihatkan, bagaimana semangatnya seorang penyandang tunanetra, Louis Braille dalam usahanya untuk dapat terus belajar dan memberi kesempatan bagi penyandang tunanetra lain untuk memeroleh pendidikan.

Sahabat Damai, sudah terpikirkan akan sesuatu hal bukan? Kaitannya huruf Braille dengan Hak Asasi Manusia.

Pada dasarnya, seorang manusia itu diciptakan dan memiliki tugas yang sama di muka bumi ini. Oleh sebab itu, dalam HAM ada yang namanya penyetaraan hak dan juga kewajiban seseorang. Dalam hal ini, penyandang tunanetra maupun disabilitas memiliki kesempatan yang sama dengan orang lain.

Yuk, saling menghargai dan tetap menjalin hubungan yang baik dengan siapapun.

A Sofyan NA

Join The Discussion