free page hit counter
Opini

Taliban Kuasai Afghanistan, Bagaimana Sikap Indonesia?

Taliban adalah pemerintahan Afghanistan yang sah pada tahun 1996-2001, 90% lebih rakyat mendukung Taliban ketika itu. Akan tetapi, semuanya berubah sejak Amerika datang menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dengan cikal bakal mencari kambing hitam atas serangan teroris ke tanah Amerika.

Namun, apadaya kekuatan militer Taliban tak kuasa melawan keperkasaan persenjataan Amerika sehingga taliban harus mengungsi dan bergerilya kegunung dan hutan-hutan seperti yang dilakukan para pahlawan kita terdahulu saat melawan penjajah. Amerika saat itu menunjuk presiden bonekanya Ashraf Ghani yang mempunyai dwi kewarganegaraan Amerika Serikat dan Afghanistan, dimana pada saat pemilihannya yang ikut mencoblos hanya sekitar 10% dari rakyat Afghanistan. This prove it, jika Amerika tidak dapat dukungan oleh rakyat Afghanistan. poor Amerika.

Amerika yang tak tahu diri itupun menggempur Taliban dan ingin memusnahkannya. Namun, yang terjadi justru banyak korban sipil tewas, yang mana menambah kebencian rakyat kepada Amerika dan pemerintah Afghanistan. Selama 20 tahun terus berkonflik Taliban justru bertambah kuat dan bukannya melemah, karena mereka didukung oleh rakyat. Jadi, Taliban belum kalah dan tetap hadir dengan kokoh dan berpengaruh. Ini hanya mungkin terjadi jika taliban didukung oleh rakyat.

Seperti yang kita ketahui di media bahwa para pemimpin politik lokal di provinsi dan distrik menyerah begitu saja dan mengakui kepemimpinan Taliban. Demikian juga tentara dilatih dan dibiayai AS tidak bersedia bertempur, menyerah dan bergabung dengan taliban. Dari sisi ini saja dapat kita lihat betapa berwibawanya Taliban dimata rakyat Afghanistan. Dengan demikian, pro atau kontra, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka adalah kenyataan bahwa kini taliban yang berkuasa di Afghanistan dan jelas didukung mayoritas penduduk Afghanistan. Taliban kini telah sukses meraih impiannya memimpin sendiri bangsa dan negaranya terlepas dari belenggu penjajahan asing.

Terlepas dari kesuksesannya menduduki Afghanistan, isu yang paling sering dicuapkan oleh media-media terkait janji Taliban pada Afghanistan 20 tahun yang lalu yaitu

1. Hak perempuan akan dihormati

Dimana sebelumnya diketahui perempuan pada masa kepemimpinan Taliban di Afghanistan ini merupakan salah satu yang paling dirugikan dengan tidak diperbolehkannya jadi pemimpin, tidak diperbolehkan sekolah serta tidak diperbolehkannya keluar tanpa burqah.

2. Mengampuni semua pihak yang sempat menentang taliban dan tidak balas dendam.

Artinya tidak akan balas dendam dan jika mengikuti aturannya maka taliban akan mengampuni pihak-pihak yang sempat melawan Taliban.

3. Keamanan untuk kedutaan dan organisasi asing.

Dalam hal ini warga negara asing akan dijanji keamanannya oleh Taliban.

4. Tidak ada transaksi narkoba.

Seperti yang diketahui Afghanistan adalah salah satu negara terbesar di dunia yang memproduksi buah candu (opium) serta diimpor ke luar negeri dan juga pendapatan terbesar negaranya berasal dari buah ini.

Nah itulah janji-janji Taliban yang sudah diumbarkan kepada masyarakat. Meskipun sudah mengumbar janji yang manis tapi tetap saja masa lalu kelam di Afghanistan saat taliban berkuasa 20 tahun yg lalu tetap menciptakan pesimistik dan ketakutan yang di khawatirkan oleh warga Afghanistan akan terulang kembali jika Taliban berkuasa diantaranya yaitu :

  1. Kekejaman terhadap kaum perempuan
  2. Etnis minoritas seperti kaum Hazara dan kelompok syiah yang teraniaya.
  3. Diskriminasi pendidikan berdasarkan gender.
  4. Keterbatasan dalam kebebasan berekspresi

Lantas, bagaimana Indonesia menyikapi dengan adanya Taliban yang kembali berkuasa di Afghanistan? Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan pernyataan saat bertemu langsung dengan perwakilan Taliban di Qatar Sabtu (26/08/21). Ia mengatakan, “saya menyampaikan kepada taliban pentingnya pemerintah inklusif di Afghanistan, menghormati hak-hak perempuan dan memastikan afghanistan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya organisasi dan kegiatan teroris,”

Sehingga sudah dipastikan ini merupakan sikap positif dari Indonesia kepada Afghanistan sebagai sebuah negara. Bahkan Indonesia juga sebenarnya selama ini juga terus menjalin hubungan dengan Afghanistan. Indonesia juga kerap kali memberikan masukan soal keberagaman melalui sejumlah Ormas Islam di Indonesia kepada Taliban/pemerintah Afghanistan

Berbeda dengan Taliban 1996-2001, yang tertutup dan sangat lokal. Taliban saat ini jauh lebih terbuka dan memandang penting hubungan internasional, ini terbukti dari kunjungan delegasi Taliban ke Iran, Russia, UEA dan China untuk mendapat dukungan politik dan membuka hubungan diplomatik. Dengan dukungan Pakistan, Cina, Russia, Iran dan UEA dapat dipastikan jalan bagi Afghanistan untuk didukung dan diterima dunia internasional akan terbuka lebar.

Nah, ini kembali lagi ke tangan rakyat dan para pemimpin Afghanistan. Jika mereka bijak dan mampu memanfaatkan kesempatan ini, Afghanistan yang makmur akan cepat diraih apalagi Afghanistan adalah sebuah negara yang kaya akan mineral.

Perlu dicatat bahwa siapapun pemerintahan yang ada di Afghanistan tentunya Indonesia akan terus mendorong perdamaian dan juga pemberian hak pada warga Afghanistan dengan adanya sikap indonesia ditambah hubungan baik yang dibangun oleh indonesia terhadap Afghanistan. Indonesia juga akan berperan sebagai mediator dalam perdamaian antara Taliban dan pemerintahan Afghanistan sebelumnya agar tercipta suatu perdamaian ditengah pergantian kekuasaan.

 Ciao!! *cc

Join The Discussion