free page hit counter
Opini

Simbol Perdamaian : Replika Patung Tokoh Dunia di Kota Makassar

Simbol Perdamaian merupakan representasi atau obyek yang melambangkan perdamaian. Sepanjang sejarah perkembangan dan peradaban kehidupan manusia, terdapat beberapa simbol perdamaian yang sangat terkenal. Misalnya Merpati, Ranting Zaitun dan Simbol Pelucutan Nuklir.

Di Kota Makassar sendiri, terdapat tiga patung replika tokoh dunia yang erat kaitannya dengan simbol perdamaian. Tidak hanya menjadi simbol perdamaian bagi satu bangsa saja, ketiganya merupakan tokoh besar yang telah menjadi simbol perdamaian bagi seluruh bangsa di Dunia.

Berlokasikan di area tempat wisata Anjungan Pantai Losari, ketiga replika patung ini dibuat sebagai daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Makassar. Selain itu pembangunan ketiga replika patung tersebut bertujuan sebagai simbol bersejarah dan diharapkan dapat melahirkan semangat perdamaian Dunia di Kota Makassar.

Siapa sajakah tiga tokoh dunia tersebut dan bagaimana kisah mereka, yuk mari kita cari tahu!

  1. Nelson Mandela (Tokoh Anti-Apartheid)

Lahir pada 18 Juli 1918, di sebuah desa bernama Mvezo di bagian tenggara Afrika Selatan. Nelson Mandela dikenal di seluruh dunia sebagai pejuang kemerdekaan melalui kegiatan anti apartheidnya dan kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan.

Perjalanan politik Mandela dimulai pada tahun 1944. Ia bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC), sebuah partai politik yang khusus berjuang untuk melawan apartheid. Kemudian Mandela dan beberapa tokoh lain mendirikan Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika  (ANCYL) yang memiliki misi untuk mewujudkan organisasi pemuda yang berfokus dalam melawan apartheid.

Politik Apartheid merupakan politik yang membedakan derajat manusia berdasarkan warna kulit. Dalam hal ini, orang berkulit putih dianggap lebih berkuasa atau superior dibandingkan dengan orang berkulit hitam. Orang kulit putih menganggap orang kulit hitam sangat hina dan patut untuk diasingkan bahkan mereka tidak segan dengan sengaja merendahkan orang kulit hitam.

Politik diskriminasi ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, padahal jika ditelusuri kembali, orang-orang kulit putih atau orang Barat lah pencetus akan hak asasi manusia. Bangsa Barat memandang rendah bangsa kulit hitam dan merasa diri merekalah bangsa yang paling terhormat.

Kemudian pada tahun 1952, Mandela terpilih menjadi pemimpin baru ANC. Ia mendorong anggotanya dan masyarakat untuk mengkampanyekan perlawanan apartheid dengan melakukan aksi demonstrasi damai. Meskipun begitu, pada tahun 1956 ia dipenjara selama 5 tahun dengan tuduhan melanggar UU Antikomunisme karena kampanye ini.

Nelson Mandela masih memiliki tekad untuk memperjuangkan anti-apartheid. Keaktifan Mandela di Kongres Nasional Afrika membuat pemerintahan yang didominasi oleh orang kulit putih menganggap Mandela sebagai aktivis kriminal dan tindakannya merupakan perbuatan makar terhadap pemerintahan rezim kulit putih. Oleh sebab itu, ia dijebloskan lagi ke penjara selama 27 tahun.

Selama puluhan tahun Mandela dipenjara dan diasingkan dari dunia luar. Hal ini bertujuan untuk membuat masyarakat kulit hitam Afrika Selatan lupa akan Nelson Mandela dan segala pemikirannya tentang anti-apartheid.

Pada tahun 1994, Mandela terpilih sebagai presiden Afrika Selatan. Ia terpilih melalui pemilihan demokratis yang diikuti oleh warga multi ras di Afrika Selatan masa itu. Perannya dalam memperjuangkan hak dan keadilan membuat Nelson Mandela mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama dan pada usia yang ke-76 tahun. Pada akhir masa jabatannya sebagai presiden ia membentuk sebuah organisasi, Nelson Mandela Foundation yang juga bertujuan untuk menyerukan keadilan dan perdamaian.

Nelson Mandela meninggal di usia 95 tahun pada 5 Desember 2013. Sepanjang hidupnya, Nelson Mandela tidak berhenti menyerukan keadilan dan perdamaian, hampir tiga dasawarsa ia dipenjara dalam perjuangan untuk mengakhiri pemerintah minoritas kulit putih dan diskriminasi terhadap warga kulit hitam di afrika selatan.

  • Mahatma Gandhi (Tokoh Anti-Kekerasan)

Lahir dengan nama Mohandas Karamchad Gandhi pada 2 Oktober 1869 di Gujarat, india. Selama masa hidupnya, ia lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi. Merupakan sosok penting dalam gerakan kemerdekaan rakyat India. Ia adalah aktivis yang menyerukan anti-kekerasan dan mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.

Hampir seluruh masa remajanya ia habiskan di negara Inggris untuk menuntut Ilmu Hukum. Setelah ia selesai dengan pendidikannya dan berhasil menjadi pengacara, Gandhi pun memutuskan untuk pergi ke salah satu negara kolonial Inggris yaitu Afrika Selatan. Ia ingin mengembangkan karirnya sebagai pengacara di sana.

Ia pertama kali menginjakkan kakinya di Afrika Selatan pada tahun 1893. Ia mengawali karirnya dengan bekerja sebagai legal konsultan pada seorang pedagang Muslim keturunan India di Pretoria, Afrika Selatan.

Selama berada di Afrika Selatan, Gandhi sering menerima diskriminasi ras atau apartheid bagi kaum kulit berwarna termasuk orang kulit hitam dan keturunan India. Akibat persoalan diskriminasi ini, Gandhi tergerak menjadi aktivis politik untk mengubah hukum-hukum yang dianggapnya terlalu diskriminatif.

Hal hebat yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi ialah ia mampu hidup dan bertahan di negara dengan hukum yang diskriminatif tersebut. Selama 21  tahun lamanya, ia tinggal di Afrika Selatan dan pribadinya pun tertempa dengan baik. Ia menjadi sosok yang penuh dengan gagasan-gagasan perlawanan imperialisme dari Eropa

Keinginannya untuk membebaskan warga kulit berwarna dari segala bentuk diskriminasi untuk dapat membangun negara yang mandiri. Pada masa itulah ia menggunakan seluruh waktunya untuk mengasah keterampilannya dalam berargumen dan memahami bagaimana cara kerja imperialisme Barat. Kemudian dengan ilmunya ia pun berhasil menjadi seorang ahli hukum sukses di Afrika Selatan.

Mahatma Gandhi pun berhasil menyelenggarakan kongres bagi warga keturunan India. Kongres ini bertujuan untuk menyatukan suara politik dan memupuk persatuan antar sesama warga keturunan India. Tentunya gerakan ini mendapat penolakan dari masyarakat kulit putih, meskipun kongres ini dianggap tidak sepenuhnya berhasil, namun kongres tersebut cukup mendapat perhatian di Afrika Selatan.

Pada tahun 1915, Mahatma Gandhi kembali ke India dan membantu mengembalikan kemerdekaan india dari jajahan Inggris. Meskipun saat itu masyarakat India terpecah menjadi beberapa kelompok suku dan agama, namun Gandhi sangat menentang pemikiran rakyat India kala itu. Ia berkeyakinan bahwa manusia dari segala suku dan agama memiliki hak yang sama dan tentu saja dapat hidup bersama dengan damai dalam satu wilayah.

Pada 30 Januari 1948, Mahatma Gandhi meninggal dibunuh oleh seorang penganut Hindu. Perpecahan antar suku dan agama di India, menyebabkan peperangan antar rakyat India. Kematian Gandhi saat itu dianggap sebagai kegagalan  rakyat India mencapai perdamaian dan persatuan.

Mahatma Gandhi pun mendapat julukan sebagai Bapak Bangsa India. Sayangnya, hingga akhir hayatnya cita-cita untuk mempersatukan keberagaman yang ada di India tidak dapat terwujud.

  • Syekh Yusuf (Pendakwah, Pahlawan Nasional dan Tokoh Asing Berjasa)

Syekh Yusuf Tajul Khalwaty lahir dengan nama Muhammad Yusuf pada 3 Juli 1626 atau 8 Syawal 1036 Hijriyah di Moncongloe, Gowa. Kemudian, ia mendapat gelar Syekh setelah menyelesaikan pendidikannya di Timur Tengah serta menunaikan ibadah Haji di Tanah Suci, Mekkah.

Syekh Yusuf, meninggalkan Makassar pada tanggal 20 Oktober 1644. Ketika masa pemerintahan Sultan Malikussaid. Selama di perantauan, Syekh yusuf telah berkelana ke sejumlah kerajaan dan daerah, seperti Kerajaan banten, Aceh, Yaman pada tahun 1649. Setelah beberapa tahun dalam perantauan, Syekh Yusuf berhasil mempelajari tariqat besar. Merasa puas dengan pencapaiannya, beliau memutuskan untuk menetap dan mengajar di Perguruan Assyafiah, Masjidil Haram.

Beberapa tahun berada di negeri orang, ia merasakan kerinduan pada tanah kelahirannya. Belum lagi, ia mendengar kabar bahwa kerajaan Gowa telah jatuh ke tangan para penjajah Belanda. Syekh yusuf pun kembali, namun karena keadaan Makassar telah gugur ia memutuskan untuk menetap di kerajaan Banten. Di sana ia ikut dalam peperangan melawan pihak Belanda. Dikarenakan kekuatan yang tidak sebanding, kerajaan Banten pun menyerah pada tahun 1682.

Dianggap sebagai ancaman, Syekh Yusuf ditangkap serta ditahan di Cirebon dan Batavia. Kemudian, pada tahun 1684 Syekh yusuf beserta keluarga dan seluruh pengikutnya diasingkan ke Srilanka, Afrika Selatan.

Selama berada di Srilanka, Syekh yusuf tetap meneruskan dakwah dan ajarannya. Ia mendapatkan banyak sekali pengikut melalui ajaran Islam yang ia sampaikan. Ajaran Islan yang ia ajarkan bersifat universal, mengajarkan apa yang kita maksud dengan Hak Asasi Manusia sekarang. Sasaran dakwahnya pun merupakan komunitas-komunitas budak yang merupakan korban penindasan VOC Belanda baik penduduk asli Afrika Selatan maupun masyarakat buangan dari indonesia.

Akhir hayat beliau dihabiskan untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Syekh Yusuf meninggal di Tanjung Harapan pada usia 73 tahun, 23 mei 1699. Atas perjuangannya, Syekh yusuf mendapatkan dua penghargaan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Soeharto dan penghargaan tertinggi yang ditujukan untuk tokoh asing yang berjasa bagi Negara Afrika Selatan oleh presiden Thabo Mbeki.

Pesan dakwah yang disampaikan oleh Syekh Yusuf mencerminkan nilai-nilai islan yang penuh Damai, toleran, ramah dan tidak anarkis serta antiteroris terhadap golongan-golongan lain. Sikap toleran ini sesuai dengan esensi ajaran islam dan Syekh Yusuf berhasil mengaplikasikannya dengan baik.

Itulah tiga tokoh dunia berpengaruh yang diabadikan dalam replika patung dan diharapkan dapat menjadi sumber penyemangat bagi perdamaian dunia serta mengingatkan kita akan ajaran-ajaran dan nilai-nilai kehidupan bagi kita dan anak cucu mendatang. *fyn

Join The Discussion