Bersosialisasi adalah salah satu kebutuhan pokok manusia dalam menjalin interaksi yang baik dengan orang lain. Namun, saat wabah virus corona (Covid-19) mulai merebak dan menyerang kehidupan masyarakat, setiap orang diharuskan untuk dapat menjaga jarak fisik atau Physical Distancing untuk mencegah penyebaran wabah yang lebih meluas.
Faktanya Physical Distancing yang dilakukan oleh masyarakat dunia selama wabah virus Covid-19 membuat sosialisasi tatap muka jadi berkurang. Keadaan seperti ini tentunya akan menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan mental seperti stress, rasa kesepian, atau bahkan munculnya rasa depresi karena tak dapat bersosialisasi secara langsung dengan orang banyak.
Interaksi Sosial Secara Online
Physical Distancing yang menjadi seruan pemerintah dunia dalam menangani dan mengurangi penyebaran Covid-19, tidak hanya merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah saja. Nakun, masyarakat umum, kelompok-kelompok agama, dan organisasi sipil wajib turut bertanggung jawab dalam melawan pandemi global ini.
Masyarakat diharuskan untuk menjaga jarak fisik sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19. Hal ini tidak berarti bahwa masyarakat harus menarik diri dari lingkungan sosial yang ada. Menjaga jarak pun perlu dilakukan dimanapun; baik di tempat kerja, sekolah, saat berada di dalam kendaraan umum atau bahkan pada saat mengantri sekalipun. Ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari penyebaran yang tak terkendali.
Lantas, apa yang dapat kita lakukan jika kehidupan sosial kita sekarang diberi jarak? Mungkin bukan suatu kebetulan sebuah teknologi diciptakan, bisa saja memang ditujukan untuk hal seperti ini. Canggihnya sebuah teknologi dan ramainya penggunaan gadget sebagai kebutuhan masyarakat, setidaknya mengurangi dampak gangguan kesehatan mental yang ditimbulkan dari penerapan Physcal Distancing.
Di zaman serba internet saat ini, sosialisasi bisa dilakukan secara online (Daring). Dengan memanfaatkan gadget dan media sosial serta sosial chatt, hubungan sosial masyarakat akan tetap terjalin dengan baik. Selain itu, penggunaan internet juga dapat membantu masyarakat mengakses informasi perkembangan terkait Covid-19 di dunia cukup dari rumah saja.
Selama Physical Distancing ini diberlakukan, masyarakat lebih akif dalam menggunakan internet. Berselancar di web browser atau sekadar mengobrol melalui Sosial Chatting. Hal ini bertujuan untuk tetap mempererat solidaritas dan hubungan yang telah terjalin secara lama di liingkungan sosial secara offline.
Media Positif untuk Masyarakat
Tingginya jumlah pengguna internet mengakses informasi terkait perkemban wagan Covid-19 pun sangat terlihat. Begitu pula dengan jumlah informasi yang beredar, diberbagai platform seperti Facebook, twitter, Whatsapp dan lain sebagainya. Namun tidak semua informasi yang berlalu-lalang di berbagai macam platform tersebut dapat dikatakan membantu ketidaktahuan masyarakat.
Ketika diamati secara saksama, informasi-informasi yang salah ini dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Bayangkan jika setiap harinya jumlah konten yang menggunakan kata kunci Covid-19 dapat mencapai puluhan atau bahkan ratusan dan semua itu diakses oleh pengguna media sosial. Lalu diantara ratusan informasi tersebut, ada informasi yang tidak memberikan rasa nyaman pada masyarakat. Hal ini dapat membuat masyarakat berasumsi negatif terhadap langkah pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah atau bisa jadi mencitakan informasi yang salah terhadap berbagai sudut pandang yang ada, baik itu kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik hingga agama.
Saat seperti inilah masyarkat yang sedang menjaga jarak fisik dan hanya berdiam diri dirumah, diharapkan bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang ada. Dalam menggunakan platform internet juga harus dilakukan dengan baik, agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan yang dapat merukan tatanan masyarakat atau bahkan membuat Physichal Distancing sebagai ranjau di tengah masyarakat.
Selain itu kehadiran media yang dapat memberikan berita faktual juga diperlukan. Agar informasi yang sulit diperoleh masyarakat dapat tersampaikan dan disampaikan dengan narasi yang mudah dimengerti serta tidak menimbulkan kesimpang-siuran asumsi terhadap sudut pandang lain. Media yang positif sangat diperlukan dalam menjaring interaksi sosial masyarkat dan menyebarkan informasi positif sebagai penyemangat gaya hidup ketika masyarakat sedang menjaga jarak fisik.
Di tengah perang melawan pandemi Covid-19 dan mengikuti anjuran pemerintahan dalam Physical Distancing.Masyarakat juga perlu bersikap lebih bijak agar anjuran pemerintah ini menjadi sebuah solusi yang tepat, bukan sekadar aksi tanpa adanya solusi. Selain itu, mari kita saling bahu-membahu dalam menyebarkan informasi positif di tengah pandemi ini. Agar nuansa ketenangan tetap terjaga dan seluruh kalangan masyarakat dapat optimis dengan aksi perlawanan penyebaran Covid-19. (asn)